Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mewujudkan Sosok Guru yang Ideal, Selamat Hari Guru

25 November 2020   07:33 Diperbarui: 25 November 2020   07:36 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proses belajar-mengajar dengan sistem top-down yang masih dipraktikkan guru di kelas harus dihilangkan. Karena sistem belajar top-down hanya dapat menghasilkan manusia yang cerdas. Tapi gagal menciptakan generasi yang berkarakter, kritis lagi kreatif. 

Guru yang ideal harus dapat mengubah kurikulum pembelajaran menjadi unit pelajaran yang mampu menembus ruang-ruang kelas. Kelas yang bergairah dan belajar yang penuh energi. Bahkan guru harus mampu "melawan" kurikulum yang mengungkung kreativitas guru dalam mengajar.

Guru di era digital memang harus berbebah dan berubah. Agar sosok guru yang ideal hadir di kalangan siswa sehari-hari. Beberapa indikator penting sosok guru yang ideal, antara lain: 1) bertumpu pada orientasi pembelajaran yang bersifat praktis, bukan teoretik, 2) mengakomodasi belajar sebagai sarana siswa untuk memperoleh pengalaman, 3) berorientasi pada kompetensi siswa, 4) mampu menyederhanakan materi pelajaran, dan 5) memiliki metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.

Sejalan dengan itu, guru yang ideal pun harus mampu menggunakan model pembelajaran inovatif, seperti alat peraga, metode, dan strategi mengajar yang efektif dan bersifat student-centered. 

Guru yang memiliki semangat mengaja, bukan hanya sibuk mengurus administrasi dan tunjangan lalu meninggalkan jam mengajar. Karena profesi guru itu sepanjang hayat, bukan hanya satu semester atau satu tahun. 

Dan yang terpenting, guru yang ideal pun harus menjadi teladan siswa. Seperti ungkapan "digugu dan ditiru". Guru yang mampu menjadi contoh baik bagi siswa. Karena menerapkan nilai-nilai karakter yang baik.

PBM di kelas yang monoton dan membosankan, harus diakui lebih banyak disebabkan oleh lemahnya sikap guru. Siswa yang tidak bergairah, under estimate saat mengikuti pelajaran di kelas adalah tantangan guru ke depan. 

Maka sosok guru yang ideal saat ini harusnya bukan lagi dambaan. Namun harus direalisasikan. Dengan cara meningkatkan kompetensi, kualitas, dan sikap guru menjadi lebih baik.

Guru yang ideal. Adalah sosok yang mampu menjadikan belajar dan pendidikan  untuk melahirkan harapan; bukan pesimisme dan umpatan yang terus-menerus. Selamat Hari Guru!

Sumber: Pribadi
Sumber: Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun