Jujur, saya bukan tentara. Tapi saya anak dari seorang mantan tentara. Dibesarkan dan dididik dengan cara-cara tentara, tinggal pun di komplek tentara.Â
Senjata, kopel rim, sepatu lars, baret hijau, helm perang, PDL, dan lainnya itu pemandangan sehari-hari di rumah. Hingga kini pun saya masih berdiskusi sengit dengan si mantan tentara.
Saya selalu mengenang pelajaran penting dari si mantan tentara. Bahwa tentara dan mantan tantara itu siap bertempur bukan karena dia membenci apa yang ada di depannya. Tapi karena dia mencintai apa yang ada di belakangnya. Kapan saja dan di mana saja.
Akhirnya, saya pun bilang ke si mantan tentara.
"Letakkan senjatamu sekarang, bila tiba waktunya untuk pulang....". Salam hormat untuk mantan tentara dan peluk cium untukmu. Dirgahayu ke-75 TNI #MantanTentara #HUTTNI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H