6. Saat sekarang pun 70% generasi milenial mau sisihkan dana untuk masa pensiunnya
7. Ada 42% generasi milenial siap menyisihkan iuran dana pensiun di kisaran 6%-10% dari gaji
8. Bahkan 90% generasi milenial mau membayar iuran dana pensiun secara bulanan
Tentu data di atas hanya survei sederhana. Harus divalidasi dan ditindak-lanjuti agar lebih akurat. Tapi intinya, ada pesan penting yang ingin saya sampaikna, yaitu 1) generasi milenial punya "minat" terhadap dana pensiun sebagai alternative perencanaan masa pensiun dan 2) generasi milenial pun konsen soal akses untuk mendapatkan dana pensiun atau DPLK secara online. Maka untuk semua itu, kata kuncinya ada pada edukasi dana pensiun atau DPLK.
Edukasi dana pensiun itulah yang sangat penting. Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman generasi milenial tentang dana pensiun atau DPLK, atau disebut tingkat "literasi". Dan setelah itu baru bisa berpotensi menjadi "inklusi" atau memiliki program dana pensiun.
 Bak "buah simalakama". Di satu sisi, generasi milenial mungkin berpikira mereka masih muda sehingga tidak perlu terburu-buru punya dana pensiun walau nyatanya mereka sama sekali tidak punya persiapan yang memadai untuk hari tua. Namun di sisi lain, bagaimana cara untuk "memengertikan" generasi milenial akan pentingnya dana pensiun, di samping memberi kemudahan akses untuk bisa memiliki program dana pensiun.
 Mungkin, untuk urusan dana pensiun. Generasi milenial perlu lebih bersabar untuk memahami dan memilikinya. Asal tetap sadar bahwa pensiun atau berhenti bekerja, cepat atau lambat pasti tiba. Dan pensiun bukan soal waktu. Tapi soal keadaan, mau seperti apa nantinya ?Â
 Akankah generasi milenial "bangkrut" di hari tua? #GenerasiMilenial #DanaPensiun #EdukasiDPLK
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H