Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hari Aksara Internasional dan Krisis Literasi

8 September 2020   05:54 Diperbarui: 8 September 2020   10:02 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena itu, dibutuhkan upaya bersama untuk mewujudkan masyarakat yang “melek aksara” secara paripurna. Bukan masyarakat yang hanya gandrung teknologi digital. Tapi gagal menggunakannya dengan baik dan benar. Bukan masyarakat yang fokus pada masalah. Tapi gagal mencarikan solusi dari tiap masalah.

Masyarakat literat, semestinya mampu bergerak dan berubah ke arah yang lebih baik. Bukan berdiam diri atau saling menyalahkan keadaan, mengeluh sepanjang waktu. 

Adalah fakta, riset Central Connecticut State University 2016 menyebutkan tingkat kemampuan literasi Indonesia berada di peringkat kedua terbawah dari 61 negara, hanya satu tingkat di atas Bostwana. 

Begitu pula riset UNESCO yang mengungkapkan hanya 1 dari 1000 orang di Indonesia yang gemar membaca buku. Tentu fakta-fakta itu harus disikapi untuk berbuat sesuatu untuk membangun budaya literasi di masyarakat. Agar bangsa sebesar Indonesia tidak mengalami krisis literasi.

Bertebarannya hoaks, ujaran kebencian, fitnah, konten-konten negatif di media sosial menjadi bukti adanya krisis literasi di Indonesia. Belum lagi soal radikalisme dan intoleransi pun menjadi ancaman besar yang kini melanda masyarakat Indonesia.

Krisis literasi, sungguh keadaan yang miris dan memprihatinkan bila akhirnya benar-benar terjadi di negeri ini.  Karena krisis bukan hanya soal kondisi ekonomi yang memburuk atau nilai tukar rupiah yang anjlok. Tapi krisis literasi akan berdampak pada kehilangan jati diri sebagai individu sekaligus mengancam persatuan bangsa Indonesia.

Maka di momen Hari Aksara Internasional, persoalan budaya literasi tidak lagi dapat dipandang sepele. Harus ada aksi nyata untuk membangun budaya literasi di masyarakat. 

Sebagai antisipasi terhadap era revolusi industri dan teknologi digital. Porak-porandanya dunia pendidikan dan pembelajaran di masa Covid-19 menjadi bukti pentingnya literasi dibangun di masyarakat, bukan hanya di sekolah atau kampus. 

Cara paling sederhana untuk membangun masyarakat literat adalah meningkatkan kecakapan personal dan sosial setiap anggota masyarakat melalui kompetensi 4C, yaitu 1) critical thinking (berpikir kritis), 2) creativity (kreativitas), 3) collaboration (kolaborasi), dan 4) communication (komunikasi) pada bidang apapun dan untuk apapun.

Mari wujudkan masyarakat yang literat, masyarakat yang siap siaga terhadap perubahan yang terjadi untuk kemaslahatan yang lebih besar. Selamat Hari Aksara Internasional!

Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun