Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Kesungguhan Zahra Berjuang Baca di Taman Bacaan

21 Agustus 2020   08:59 Diperbarui: 21 Agustus 2020   09:20 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Hanya mungkin di negeri ini, pendidikan nonformal sudah lama "ditinggalkan" atau kurang diperhatikan. Maka otokritik saya, pengelola taman bacaan di manapun hanya kirang satu hal. 

Apa aitu? KESUNGGUHAN. Bersungguh-sungguh dalam mengeloa taman bacaan. Jangan sambil lalu atau dianggap sosial sehingga tidak dilandasi "komitmen dan konsistensi". 

 Proses pendidikan, termasuk di taman bacaan, sangat memerlukan kesungguhan. Karena mengelola taman bacaan adalah sebuah proses panjang, perlu kerja keras, kesabaran dan harus istiqamah. Jadi kata kuncinya, kesungguhan. 

Di taman bacaan, sejatinya, kita sedang membangun peradaban aksi yang ditanam untuk masa depan anak-anak. Sementara di luar sana, tidak sedikit orang sedang bergumul peradaban kata-kata. Bijak dan indah tanpa aksi nyata.

Taman bacaan, bukan hanya tempat baca. Taman bacaan memang pekerjaan sosial tanpa "panggun popularitas". Tapi taman bacaan, di manapaun, harus dikelola dengan kesungguhan, tekun dalam menjalani prosesnya. Itu harga mati.

Berkiprah di taman bacaan. Bila niatnya baik, tujuannya baik, ikhtiarnya baik. Doanya baik. Maka KESUNGGUHAN ITU HARUS DIPAKSA. Di taman bacaan memang capek fisik dan hati, lelah iya, pusing pasti. Bahkan bosan dan malas pasti sering terjadi. Semuanya harus dilawan dengan "kesungguhan".

 Seperti Ananda Zahra, dari tidak bisa baca hingga bisa membaca walau terkendala mata. Itu terjadi berkat KESUNGGUHANNYA. Karena itu, tanggal 23 Agustus lusa saat Agustusan di TBM Lentera Pustaka, Zahra akan mendapat "reward khusus" sebagai anak rajin yang bersungguh-sungguh membaca di taman bacaan, bersama 4 anak rajin lainnya.

 Man Jadda Wajada, siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil. Insya Allah #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #PegiatLiterasi

Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun