Agar pengetahuan dan wawasannya bertambah. TBM Lentera Pustaka meyakini tanpa dukungan taman bacaan, anak-anak akan makin terlindas oleh peradaban zaman dan era digital. Sehingga makin jauh dari buku bacaan.
Untuk diketahui, TBM Lentera Pustaka saat ini telah menjadi tempat membaca 60-an anak-anak yang terancam putus sekolah akibat kemiskinan. Dengan koleksi lebih dari 3.500 buku bacaan, kini 71% mampu membaca 5-10 buku per minggu.Â
Berbekal model TBM Edutainment, TBM Lentera Pustaka pun membiasakan anak-anak untuk senam literasi, doa literasi, dan salam literasi sebelum membaca.Â
Setiap hari Minggu digelar laboratorium Baca, dan selalu ada event bulanan dan jajanan kampung gratis setiap bulan. Alhasil, kini TBM Lentera Pustaka telah menjadi "tempat nongkrong" 60-an anak pembaca aktif untuk mewujudkan gairah membaca.
Secara demografis, Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor menunjukkan statistik rata-rata tingkat pendidikan masyarakatnya 81,9% SD dan SMP 8,9%.Â
Inilah yang menadi sebab masih tingginya angka putus sekolah. Oleh karena itu, TBM Lentera Pustaka bertekad untuk menekan angka putus sekolah melalui tradisi baca dan budaya literasi.
"TBM Lentera Pustaka ini didirikan dengan misi besar menekan angka putus sekolah. Karena dengan membaca, pengetahuan dan cara berpikira anak akan lebih baik. Sehingga punya gairah untuk belajar dan tersu sekolah. Buku itu mampu mengubah cara pandang pembacanya" tambah Syarifudin Yunus yang juga dosen Unindra PGRI. Â
Melalui taman bacaan, harapannya anak-anak usia sekolah tidak hanya gemar bermain, menonton TV atau asyik dengan ponsel. Tapi dapat diimbangi dengan membaca buku di taman bacaan.Â
Oleh karena itu, taman bacan di manapun, seperti TBM Lentera Pustaka memiliki tanggung jawab moral untuk mendekatkan anak-anak dengan buku bacaan. Agar mampu menanamkan kesadaran akan pentingnya sekolah. #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #BudayaLiterasi