Karena bila saatnya tiba, maka donasi atau sumbangan buku pun akan mengalir. Ibarat kata pepatah "apa yang ditabur itulah yang dituai". Jalani saja aktivitas taman bacaam dengan sepenuh hati, hingga nanti manfaatnya pun akan diperoleh, termasuk donasi buku.
Memang tidak mudah. Untuk membangun tradisi baca dan budaya literasi anak-anak di era digital ini. Tapi perilaku membaca harus terus dihidupkan. Oleh karena itu, masyarakat dan korporasi pun harus peduli untuk mendukung keberadaan buku bacaan.
"Saya mengimbau, masyarakat dan korporasi harus lebih peduli pada taman bacaan. Doanasikan buku bacaan yang Anda punya. Buku baru atau bekas sama saja. Karena bagi taman bacaan, buku bacaan adalah barwang mewah bagi anak-anak yang sulit mendapat akses bacaan" tambah Syarifudin Yunus.
Berbekal komitmen dan konsisten selama 3 tahun terakhir, TBM Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak Bogor saat ini telah menjadi tempat membaca 60-an anak usia sekolah, yang notabene terancam putus sekolah akibat maslaah ekonomi. Dengan koleksi lebih dari 3.500 buku bacaan, setiap anak rata-rata mampu membaca 5-8 buku bacaan per minggu. Sementara jam baca hanya berlangsung smeinggu 3 kali (Rabu-Jumat-Minggu).
Maka, donasikan buku bacaan ke taman baca. Karena setiap buku lama adalah buku baru bagi mereka yang belum membacanya. #DonasiBuku #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H