Di era new normal, perguruan tinggi tidak bisa berdiam diri lagi. Komitmen dan kesadaran baru untuk melakukan revitalisasi kampus menjadi hal penting dilakukan. Agar proses pendidikan yang berlangsung di pergurruan tinggi tetap dapat memberi makna bagi mahasiswanya. Apalagi di tengah era revolusi industri 4.0 dan implementasi "kampus merdeka" seperti diimbau Mendikbud RI, Nadiem Makarim.
Maka sebagai bagian membangun dialektika di perguruan tinggi, H.M. Nabil SA, Â (Ketua Yayasan Adiniyah Attahoriyah) dan Ridho Madolofa S.E, (Ketua Dewan Kurator) memanggil Rektor Universitas Islam Attahiriyah (UNIAT), Dr. Suherman Saji, M. Pd. untuk mendiskusikan upaya revitalisasi kampus UNIAT dalam menjawab tantangan kampus di era new normal.Â
Pertemuan ini sekaligus menindaklanjuti hasil pertemuan Rektor UNIAT dengan Prof. Mior Haris dari Kedubes Malaysia. Inisiatif ini disebut sebagai "UNIAT BISA (Berkarakter, Islami, Strategis, dan Amanah)" untuk ke depannya menuju universitas Islam modern.
Sebagai universitas yang didirikan oleh tokoh Betawi yang mendapat julukan "singa podium" yatu Dr. H. Suryani Thaher dan sang suami Drs. Satiry Achmad dengan komitmennya dalam bidang dakwah, sosial, dan pendidikan.Â
Sebagai wujud kepedulian sosial ini, UNIAT pun akan menerapkan sistem rekrutmen mahasiswa baru dengan memberi keringanam biaya berupa beasiswa 50 persen dari biaya sesungguhnya. Terutama diberikan kepada calon mahasiswa yang memiliki kesulitan finansial akibat pandemi Covid 19.
"Zaman sudah berubah. Maka cara pandang tentang pendidikan pun harus berubah. Maka UNIAT perlu melakukan revitalisasi kampus untuk menjawab tantangan zaman, khususnya di era revolusi industri 4.0 dan kampus merdeka" ujar H.M. Nabil SA, Â selaku Ketua Yayasan Adiniyah Attahoriyah Jakarta.
Selain itu, UNIAT pun akan memberikan pelatihan tentang teknik-teknik penelitian dan pengabdian masyarakat sebagai upaya meningkatkan tri dharma perguruan tinggi.Â
UNIAT pun bertekad akan lebih bersinergi dengan industri dan kepentingan pembangunan nasional. Nantinya, narasumber pelatihan akan dikolaborasikan dengan para profesor dari negeri jiran Malaysia dan Indonesia. Sekaligus upaya mewujudkan visi UNIAT menjadi universitas riset di tahun 2030.
Menyadari pentingnya melakukan perubahan proses pendidikan di kampus, UNIAT pun bertekad untuk melakukan revitalisasi sarana dan prasarana, seperti: gedung kuliah, alat pembelajaran berbasis teknologi, sarana pembelajaran daring sebagai antisipasi konsep kampus merdeka.
Dalam diskusi yang dipimpin langsung Ridho Madolofa selaku Ketua Dewan Kurator menegaskan komiten UNIAT untuk melakukan studi banding ke beberapa universitas-universitas Islam di negeri jiran Malaysia untuk mempelajari program revitalisasi kampus baik secara akademik maupun nonakademik. Â Program ini akan bekerjasama dengan Kedubes Malaysia di Jakarta dan Duta Besar RI di Malaysia, bapak Rusdi Kirana.
Berbagai inisiatif UNIAT ini sekaligus menjadi cerminan nasihat Ali bin Abi Thalib "Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya. Sungguh mereka akan menghadapi masa yang berbeda dari masamu". Karena itulah perguruan tinggi harus berubah. Untuk menjawab tantangan zaman ...