Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

3 Sebab Pentingnya Kompetensi Penulisan Dinas bagi Pegawai

1 Juli 2020   19:15 Diperbarui: 2 Juli 2020   08:02 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Profesional Writing Skills (Sumber: Pribadi)

Di era revolusi industri 4.0 atau era digital. Ternyata masih ada bidang pekerjaan yang belum berubah. Apakah itu? 

Utamanya, penulisan dinas atau menulis untuk keperluan dinas. Salah satu bagian pekerjaan administrasi yang berkaitan dengan tulis-menulis dalam urusan pekerjaan. Penulisan dinas ini bersifat umum. Karena semua departemen dan organ pada sebuah lembaga atau perusahaan pasti punya tugas dan fungsi administrasi, khususnya terkait dengan penulisan dinas.

Menulis surat, menulis memo, menyusun proposal atau membuat laporan merupakan pekerjaan yang pasti ada di semua lembaga atau perusahaan. Itulah fokus utama penulisan dinas. Bahkan menyusun berita pers atau naskah pidato pun bagian dari penulisan dinas. Tapi sayangnya, banyak lembaga atau organisasi yang belum peduli terhadap penulisan dinas. Baik dari sisi sistematika penyajian, isi maupun tata bahasa. 

Maka faktanya hari ini, masih banyak penulisan dinas yang dianggap berlum berkualitas. Naskah atau dokumen yang dibuat belum memadai, seperti: surat, memorandum, atau laporan. Bahkan patut diduga, masih banyak sistematika penyajian surat dan memo yang belum berubah. Masih mengikuti pola lama yang sudah berlangsung turun temurun. Hanya pegawai yang mengerjakannya saja yang berbeda. Karena yang lama sudah pensiun.

Maka suka tidak suka, perhatian terhadap kualitas dan kompetensi pegawai dalam penulisan dinas mutlak diperlukan atau ditingkatkan. Karena zaman sudah berubah atau cara berkomunikasi pun sudah berubah. Namun sayang bila format dan tata cara penulisan dinas belum banyak berubah. Apalagi menyangkut kualitas berbahasa yang baku dalam penulisan dinas atau kompetensi dalam menulis untuk keperluan pekerjaan mutlak harus ditingkatkan.

Oleh karena itu, penting diperhatikan bagi banyak lembaga atau perusahaan. Yaitu upaya meningkatkan kompetensi pegawai dalam penulisan dinas. Khususnya pegawai yang berkaitan langsung dengan tugas dan tanggung jawab dalam menyusun surat, memo, proposal atau laporan dalam pekerjaan sehari-hari. Tentu di semua departemen atau fungsi yang ada lembaga kerjanya. Di masa kini, itulah yang disebut dengan "Profesional Writig Skills -- Kompetensi Menulis untuk Dinas".

Profesional Writing Skills, bisa jadi, sebuah alternatif dalam meningkatkan kompetensi dan kualitas penulisan dinas pegawai di suatu lembaga atau perusahaan. Tujuannya, untuk memastikan terjaminnya kualitas pesan dan komunikasi yang memadai untuk menunjang pekerjaan dan jalannya bisnis. Komunikasi tertulis yang mewakili lembaga atau perusaaan yang efektif dan efisien. Terutama menyangkut sistematika, isi, dan tata bahasa.

Sebagai praktisi training penulisan dinas, saya mendapati ada banyak  "pekerjaan rumah" penulisan dinas yang sangat perlu ditingkatkan. Misalnya saja, menyangkut aspek kebakuan kata, tata tulis yang baik dan benar, penggunaan ejaan dan tanda baca, hingga penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar secara tertulis.

Bahkan berdasarkan pengamatan di lapangan saya menemukan ada tiga sebab kualitas penulisan dinas yang tidak memadai, yaitu:

1. Adanya ketidakpahaman pegawai tentang prinsip penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga banyak kaidah berbahasa yang salah atau dilanggar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun