Sekalipun di tengah wabah Covid-19 dan suasana puasa, aktivitas positif sama sekali tidak boleh kehilangan tajinya. Tetap semangat dalam kondisi apapun adalah obat segalanya. Kondisi itulah yang ditunjukkan sekitar 30 peserta workshop secara virtual "Penulisan Jurnal Ilmiah" STIKES IMC Bintaro dengan narasumber Syarifudin Yunus, M.Pd. (Penulis dan Dosen Universitas Indraprasta PGRI) hari ini. Antusiasme menulis terlihat dari peserta workshop yang berasal dari Manado, Palangkaraya, Padang, dan Jakarta yang dipandu Bakri Tanjung, M.Pd.
Harus diakui di kalangan apapun, menulis memang hal yang gampang didiskusikan.
Tapi menjadi hal sulit untuk diterapkan. Apalagi tulisan ilmiah yang dipublikasikan di Jurnal Ilmiah. Melalui konsep "be-YOU-tiful writing", peserta workshop diajak secara praktis menulis. Mulai dari mencari masalah hingga membuta pointers yang siap dikembangkan menjadi paragraph. Target workshop ini, tiap peserta dalam 7 hari ke depan dapat menghasilkan 1 paper yang siap dipublikasikan di jurnal ilmiah.
Bagaimana bisa 1 paper dalam 7 hari?
Tentu tidak mudah. Tapi bukan berarti tidak bisa. Asal mau dicoba. Berbekal cara menulis paper "chef style", peserta dilatih untuk menulis tanpa perlu terpaku pada "buku resep". Melainkan menulis yang dimulai dari masalah dan didukung data. Sehingga peserta berhak untuk membangun tulisan ilmiah sesuai dengan kebisaannya namun harus tuntas. Maka kini, peserta pun berkomitmen untuk menuntaskan paper berdurasi 8-14 halaman dalam 7 hari ke depan.
"Dalam workshop penulisan jurnali ilmiah ini, saya terapkan metode "be-YOU-tifu writing" agar peserta bisa menggali ide masalah ilmiah secara cepat. Dan terbukti, para peserta mampu kok Menyusun kerangka berpikir ilmiah yang siap dituliskan Memang tidak mudah tapi proses menulis harus dijalankan. Agar lahir karya ilmiah yang siap publikasi" ujar Syarifudin Yunus seusai memberi workshop.
Dalam workshop penulisan ini, peserta dilatih menulis bab Pendahuluan atau latar belakang masalah. Setelah itu, dikembangkan dengan cara "mencari" 8 pointers yang menjadi alasan masalah tersebut; mulai dari sebab utama, dampak, tujuan, dan manfaat penelitian. Berbekal 8 pointers itulah kemudian dikembangkan menjadi 8 paragraf yang masing-masingnya terdiri dari 8 baris. Sehingga "tuntas" bab Pendahuluan sebagai pijakan untuk melakukan penelitian. Dan hasilnya pun luar biasa, semua peserta yang bertanya pun mampu merumuskan masalah yang siap diteliti dan ditulis.
"Workshop ini sangat menginspirasi kami untuk menulis. Dan membuktikan diri bisa menulis paper dalam waktu 7 hari. Ini pelatihan yang luar biasa" ujar Merry Yudha, peserta pelatihan yang seorang dosen.
"Terima kasih banyak Pak Syarif. Inilah ilmu yang saya butuhkan supaya saya bisa naik level dan membuat terobosan di masa Covid-19, khususnya dalam hal penulisaan. Mantapp" kata Ricky Nuriadi, peserta pelatihan yang sekaligus praktisi HR perusahaan tambang,
Melalui workshop penulisan ini, setidaknya peserta "dipaksa" untuk memulai dan berani menulis. Karena menulis itu bukan hanya penting. Tapi menulis harus dimulai dari sekarang dan menjadi perilaku. Karena karya ilmiah sehebat apapaun harus tetap dituliskan. Karena menulis bukanlah pelajaran. Namun sebuah keberanian untuk dituliskan. Hingga tuntas 1 papar dalam 7 hari ke depan. #WorkshopMenulis #MenulisIlmiah #BudayaLiterasi #STIKESIMC
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H