Menolong orang lain, sungguh bukan hanya uang. Menolong pun tidak kenal batasan usia. Apalagi jarak dan waktu. Menolong orang lain hanya butuh kesadaran dan ketulusan hati. Lalu, kerjakanlah selagi mampu, baik saat lapang maupun sempit.
Ini sedikit nasihat saja, Bila di musim Covid-19 ini bahkan di saat puasa yang suci. Kok masih ada orang-orang yang kerjanya merongrong dan mencari salahnya pemerintah. Terlalu gemar dengan berita-berita buruk. Maunya share berita tentang ekonomi hancur, dollar naik. Kriminal di mana-mana, pasien Covid-19 bertambah terus. Dan menonton TV hanya untuk mencari yang jelek-jelek. Sungguh saya mau katakan, karena mereka tidak suka menolong orang lain. Hidupnya hanya untuk diri sendiri tanpa peduli orang lain yang membutuhkan uluran tangannya. Sehingga hanya bisa melihat dan mencari yang buruk dan salah. Tanpa mampu berbuat kebaikan dan menolong orang lain.
Sungguh saya sangat bersyukur. Karena di Taman Bacaan Lentera (TBM) Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak Bogor yang saya dirikan. Alhamdulillah, tradisi tolong-menolong tetap saya lestarikan. Bahkan teman-teman baik saya pun ikut andil dan peduli. Seperti Sabtu kemarin (9/5/20), saya dari Jakarta berangkat ke Bogor untuk menemani anak-anak taman bcaaan untuk "ngabubu-read"; membaca buku jelang maghrib. Lalu saya sediakan takjil berbuka puasa untuk mereka.Â
Malamnya pun, saya melakukan pengajian bulanan bersama 12 anak-anak yatim binaan sambil memberikan santunan untuk lebaran. Dan pagi ini (10/5/20), alhamdulillah saya menyalurkan sedekah pribadi dan kantor saya DSS Consulting berupa paket sembako (beras-minyak goreng-gula pasir- mie instan-kopi) kepada 48 keluarga tidak mampu di sekitar TBM Lentera Pustaka. Maaf bukan untuk menyombongkan diri. Tapi untuk mengingatkan bahwa "kita harus punya kepedulian untuk orag lain", di smaping untuk menjawab pertanyaan, "kenapa sih kita harus menolong orang lain".
Karena dengan menolong orang lain. Kita akan bertindak dan berpikir untuk lebih bermanfaat buat orang lain, lebih peduli dan lebih Bahagia. Sekaligus tanda bersyukur. Bahwa apa yang kita alami belum seberapa dibandingkan orang-orang lain yang nyata-nyata lebih suit hidupnya dari kita. Bersyukur itu menyehatkan. Maka di saat wabah Covid-19 ini, tolonglah orang lain. Karena imunitas tubuh kita makin sehat dan kuat. Dan itulah modal penting hidup di dunia untuk Kembali ke akhirat .... #BudayaLiterasi #PeduliSesama #DiRumahAja #TBMLenteraPustaka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H