Industri Dana Pensiun gelar Webinar Antisipasi dan Harapan Pasca Covid-19.
Wabah Covid-19 telah memberikan pelajaran berharga. Tidak terkecuali industri dana pensiun di Indonesia. Seperti datangnya tidak terduga, masa berakhirnya Covid-19 di Indonesia pun tidak ada yang tahu. Kebijakan dan atensi pun terus dijalankan, termasuk PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang berujung pelarangan mudik. Ekonomi lesu an kini tidak kurang 2 juta pekerja dirumahkan atau di-PHK. Maka siapapun, perlu introspeksi diri. Untuk selalu siap antisipasi dan selalu punya harapan ke depannya.
Dampak Covid-19 yang patut dicermati, maka diperkirakan di tahun 2020 ini ekonomi global turun -3% akibat adanya lockdown besar-besaran. Sementara ekonomi Indonesia diprediksi hanya tumbuh 0.5%. Secara umum pasar akan pulih dalam jangka waktu menengah/panjang. Begitulah simpulan acara "WFH Webinar Pension #1 Series" yang digelar Perkumpulan DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) dan ADPI (Asosiasi Dana Pensiun Indonesia) hari ini (4/05/20) melalui Zoom Video Conference yang diikuti 320 peserta. Tema yang dipilih "Antisipasi Dampak & Harapan Industri Dana Pensiun Pasca Covid-19".
Seminar daring pertama industri dana pensiun ini dibuka oleh Nur Hasan Kurniawan (Ketua PDPLK) dan Suheri Lubis (Ketua ADPI). Dengan opening speech disampaikan oleh M. Ikhsanuddin (Deputi Komisioner Pengawas IKNB II OJK) Â dan pembicara terdiri dari; 1) Alan T. Darmawan, CEO Eastspring Investments, 2) Mudjiharno, Dapen BRI pelaku Dana Pensiun PPMP, dan 3) Saktimaya Murti, DPLK BNI pelaku DPLK PPIP.
"Saya apresiasi acara webinar pension ini. Sangat bagus dan bisa jadi informasi yang bergunan. Intinya di tengah wabah Covid-19 ini, memang kita mengalami pelambatan. Tapi semua dampaknya harus diantisipasi dan harapan ke depan pasti ada. Di balik keulitan pasti ada kemudahan" ujar M. Ikhsanuddin saat memberikan opening speech.
Dimoderatori oleh Syarifudin Yunus (Direktur Eksekutif PDPLK), webinar pension ini menegaskan industri dana pensiun di Indonesia tetap peduli dan terus berkonsolidasi untuk mengantisipasi dampak wabah Covid-19, di samping bersama-sama membangun harapan ke depan yang lebih baik pasca wabah Covid-19 usai di Indonesia.
Maka Mudjiharno, Dirut Dapen BRI menegaskan salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah mengelola likuiditas secara prudent agar dana pension dapat memenuhi kewajiban dalam 6-12 bulan ke depan dan menunda Capex yang berdampak langusng terhadap pendapatan.Â
Di sisi lain, Saktimaya Murti, PLT DPLK BNI menyampaikan potensi pasar dana pension masih sangat besar. Untuk itu, industri DPLK khusunya harus tetap optimis dan regulator perlu memberikan relaksasi seperti investasi maksimal 20% perpihak atau threshold pajak pensiun dinaikan dari >50jt menjadi >200jt
Di penghujung webinar pension, Andra Sapta (Direktur Pengawasan Dana Pensiun IKNB OJK) menegaskan bahw pentingnya pelaku dana pensiun untuk mengkalkulasi risiko akibat wabah Covid-19, di samping perlu evaluasi terhadap tata kelola yang selama ini dilakukan. Hal ini pula diperkuat oleh Steven Tanner (aktuaris independen) yang menyatakan wabah Covid-19 ini bisa jadi momentum untuk meningkatkan pelayanan terbaik pelaku DPLK kepada peserta sambil melihat portofolio investasi nasabah seperti apa?
Wabah Covid-19 memang tidak terduga. Tapi Langkah antisipasi harus tetap dilakukan. Harapan pun harus terus dibangun. Karena cepat atau lambat, badai pasti berlalu. Itulah komitmen industru dana pensiun.... #YukSiapkanPensiun