Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Catatan Hari Buku Sedunia, Jangan Benci yang Tidak Perlu Dibenci

23 April 2020   10:26 Diperbarui: 23 April 2020   10:41 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahwa orang kalah itu bukan berarti salah. Orang tidak sepaham itu bukan berarti benci. Tidak akrab itu bukan musuh. Lagi pula, urusan surge atau neraka itu atas kehendak Allah SWT. Bukan karena pikiran atau sangkaan manusia. Entah, kenapa sulit mengakui?

Sumber: Pribadi
Sumber: Pribadi

PENGAKUAN itu penting.

Seperti adanya Hari Buku Sedunia, 23 April ini.  Hari yang ditetapkan untuk mengakui bahwa membaca itu penting. Budaya literasi harusnya jadi bagian hidup setiap anak manusia. Pentingnya buku-buku yang bukan hanya dipajang atau ditumpuk. Tapi dibaca dan diterapkan ilmunya.

Sebuah pengakuan terhadap tradisi baca dan budaya literasi. Agar jangan ada lagi hoaks, jangan ada ujaran kebencian. Dan jangan ada hujatan tanpa ada perbuatan baik. Bak tubuh tanpa jiwa, itu persis Seperti ruangan tanpa buku; hidup tanpa baca.

Sebuah pengakuan. Untuk introspeksi diri, muhasabah diri.

Bahwa kita tidak lebih baik dari orang lain yang disangkakan. Bahwa tidak sama itu bukan berarti tidak boleh beda. Bahwa hidup itu atas apa yang kita perbuat bukan atas yang kita omongkan. Untuk apa berbanyak-banyak dalam keburukan. Lebih baik sendiri dalam kebaikan. Itulah sebuah pengakuan.

Di bulan puasa tahun ini, saat wabah virus corona Covid-19 merebak.

Harus diakui, banyak hal yang harus terus diperbaiki. Sebagai diri, sebagai lingkungan maupun sebagai bangsa. Untuk berpikir lebih positif dan berbuat baik. Bukan berpikiri negatif dan tidak ada yang diperbuat. Ubah niat baik jadi aksi nyata. Walau hanya membaca buku #DiRumahAja.

Sebuah pengakuan, itulah catatan penting Hari Buku Sedunia.

Untuk tetap membangun tradisi baca dan budaya literasi. Untuk selalu membersihkan hati, meningkatkan iman. Karena tidak ada iman yang baik tanpa hati yang bersih. Bahwa baik dan buruk manusia itu bukan dilihat dari penampilan atau omongan. Tetapi dilihat dari hatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun