Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Renungan #DiRumahAja Saat Wabah Virus Corona

4 April 2020   13:04 Diperbarui: 4 April 2020   13:15 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berapa lama lagi umur kita? Persis seperti wabah corona kapan berakhir?

Tidak ada yang tahu jawabnya. Sama sekali tidak ada yang tahu sampai kapan umur tiap orang, tiap manusia. Semua ada di dalam genggaman-Nya.

Karena di mata Allah SWT, bila sudah tiba waktunya maka terjadilah.

Tidak ada istilah muda tua, kaya miskin, apalagi berpangkat atau tidak berpangkat. Bila Allah sudah berkehendak, tidak satupun yang bisa menghindarinya. Kehendak-Nya. Beda dengan manusia yang bertindak atas logikanya. Atau perasaannya atau kekuasaannya. Yah, semua akan sampai pada waktunya.

Renungan #DiRumahAja, di tengah wabah virus corona.

Suka tidak suka, merebaknya virus corona. Bisa jadi karena kesombongan manusia. Karena kemunafikan manusia. Merasa sudah berbuat banyak padahal hanya sedikit saja. Merasa benar padahal belum tentu benar. Merasa sudah tabayun tapi prasangkanya lebih besar.

Renungan #DiRumahAja kian menegaskan bahwa manusia bukan apa-apa, dan tidak punya apa-apa. Begitu ditebar wabah virus corona saja, sudah terseok terjerembab. Tidak mampu melakukan apa-apa, diam #DiRumahAja. Jadi apalagi yang mereka mau sombongkan, apalagi yang mereka mau zolimkan.

Semua orang boleh pintar. Boleh kaya boleh merasa tinggi. Tapi itu semua bukan apa-apa. Selain manfaat yang diberikan kepada orang lain, kepada kaum yang membutuhkan. Sehingga berhenti bertanya, berapa lama lagi umur kita?

Apalah arti umur bila tidak bermanfaat bagi orang lain. Apalah arti kepintaran bila tidak berguna buat orang lain. Apalah arti kekayaan bila tidak mampu memerdekan orang miskin.

Dan biarkan kemarian itu jadi hak prerogative Allah SWT. Tidak perlu diintervensi oleh logika manusia. Kematian adalah misteri Ilahi. Manusia, hanya diminta untuk mengingat dan mempersiapkannya. Bila waktunya tiba.

Wabah virus corona masih merebak. Segala rasa dan pikir pun dibuatnya. Sakit, takut, panik, resah, gelisah, galau, bosan, harap, cemas mungkin juga prasangka. Maka sehebat-hebatnya manusia. Sepintar-pintarnya orang. Kekaya-kayanya harta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun