Berapa lama lagi umur kita? Persis seperti wabah corona kapan berakhir?
Tidak ada yang tahu jawabnya. Sama sekali tidak ada yang tahu sampai kapan umur tiap orang, tiap manusia. Semua ada di dalam genggaman-Nya.
Karena di mata Allah SWT, bila sudah tiba waktunya maka terjadilah.
Tidak ada istilah muda tua, kaya miskin, apalagi berpangkat atau tidak berpangkat. Bila Allah sudah berkehendak, tidak satupun yang bisa menghindarinya. Kehendak-Nya. Beda dengan manusia yang bertindak atas logikanya. Atau perasaannya atau kekuasaannya. Yah, semua akan sampai pada waktunya.
Renungan #DiRumahAja, di tengah wabah virus corona.
Suka tidak suka, merebaknya virus corona. Bisa jadi karena kesombongan manusia. Karena kemunafikan manusia. Merasa sudah berbuat banyak padahal hanya sedikit saja. Merasa benar padahal belum tentu benar. Merasa sudah tabayun tapi prasangkanya lebih besar.
Renungan #DiRumahAja kian menegaskan bahwa manusia bukan apa-apa, dan tidak punya apa-apa. Begitu ditebar wabah virus corona saja, sudah terseok terjerembab. Tidak mampu melakukan apa-apa, diam #DiRumahAja. Jadi apalagi yang mereka mau sombongkan, apalagi yang mereka mau zolimkan.
Semua orang boleh pintar. Boleh kaya boleh merasa tinggi. Tapi itu semua bukan apa-apa. Selain manfaat yang diberikan kepada orang lain, kepada kaum yang membutuhkan. Sehingga berhenti bertanya, berapa lama lagi umur kita?
Apalah arti umur bila tidak bermanfaat bagi orang lain. Apalah arti kepintaran bila tidak berguna buat orang lain. Apalah arti kekayaan bila tidak mampu memerdekan orang miskin.
Dan biarkan kemarian itu jadi hak prerogative Allah SWT. Tidak perlu diintervensi oleh logika manusia. Kematian adalah misteri Ilahi. Manusia, hanya diminta untuk mengingat dan mempersiapkannya. Bila waktunya tiba.
Wabah virus corona masih merebak. Segala rasa dan pikir pun dibuatnya. Sakit, takut, panik, resah, gelisah, galau, bosan, harap, cemas mungkin juga prasangka. Maka sehebat-hebatnya manusia. Sepintar-pintarnya orang. Kekaya-kayanya harta.