Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Virus Corona dan Program Pensiun, Apa Hubungannya?

30 Maret 2020   10:19 Diperbarui: 30 Maret 2020   10:32 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Secara jujur sih, virus corona tidak ada hubungannya dengan program pensiun. Karena virus corona Covid-19 itu penyakit, sedangkan program pensiun itu program untuk merencanakan masa pensiun yang sejahtera. Jadi, jelas berbeda dan tidak ada hubungan.

Tapi bila mau ditelaah. Ada beberapa kemiripan; antara virus corona dan program pensiun.

Pertama, virus corona dan program pensiun sama-sama menakutkan. Buktinya, hingga kini virus corona masih terus mewabah. Di Indonesia, sudah 17 dari 34 provinsi terpapar virus corona. Kasus positifnya sudah mencapai 1.285 orang, 114 meninggal dan 64 sembuh. Bahkan di dunia, 198 negara terpapar virus corona; 94% dari negara yang ada di dunia. Virus corona makin menakutkan, karena tidak tahu siapa menularkan dan siapa yang ditularkan. Begitu pula dengan program pensiun, banyak orang takut pensiun. Karena faktanya, 90% pekerja di Indonesia sama sekali tidak siap untuk pensiun. Bahkan 93% pekerja menyatakan tidak tahu akan seperti apa di masa pensiunnya.

Kedua, virus corona dan program pensiun sama-sama disuruh work from home, #DiRumahAja, dan social distancing. Hanya tujuannya yang beda. Work from home, #DiRumahAja, dan social distancing saat virus corona tujuannya untuk memutus rantai penyebarannya biar tidak bertambah banyak. Sedangkan Work from home, #DiRumahAja, dan social distancing saat pensiun tujuannya untuk menikmati masa pensiun yang sejahtera biar bisa merasakan hasil kerjanya.

Ketiga, virus corona dan program pensiun sama-sama punya istilah yang banyak. Saat virus corona seperti sekarang, kita jadi tahu ada istilah ODP (Orang Dalam Pemantauan), PDP (Pasien Dalam Pengawasan), social distancing, suspect, positif, isolasi, karantina, work from home, imported case, local transmission, pandemic, hand sanitizer, disinfektan, APD (Alat Pelindung Diri), dan lockdown.

Begitu pula di program pensiun, istilahnya pun banyak. Ada DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan), DPPK (Dana Pensiun Pemberi Kerja), PPIP, PPMP, PPUKP, UPN (Usia Pensiun Normal), UPD, Iuran, Withdrawal, Manfaat Pensiun, PPh21, PPh25, Pilihan Investasi, PLT, Pendiri dan masih banyak lagi.

Dan keempat, virus corona dan program pensiun bikin banyak orang bingung. Virus corona itu ada tapi tidak tampak. Semua orang sepakat "melawan" tapi tidak ada fisiknya. Work from home sudah, #DiRumahAja sudah, dan social distancing sudah tapi masih terus merebak. Persis seperti program pensiun. Semua orang bilang penting tapi banyak yang tidak punya. Gaji punya, kerja sudah tapi 95% pekerja tidak punya program pensiun. Bikin bingung dan akhirnya bilang "mau gimana lagi?".

Jadi, apa hubungannya virus corona dengan program pensiun?

Mungkin bila dicari-cari, hubungan terpenting antara virus corona dan program pensiun adalah SADAR DIRI. Virus corona menyadarkan kita untuk hidup bersih rajin cuci tangan, hidup sehat agar imunitas tubuh kuat, dan sadar bahwa penyakit selalu ada di sekitar kita. Program pensiun pun menyadarkan kita untuk mempersiapkan masa pensiun dengan baik, perlunya menabung untuk masa tua, dan sadar bahwa bekerja hari ini perlu menyisihkan sebagaian gaji untuk masa pensiun.

Virus corona dan program pensiun, suka tidak suka, jadi momentum semua orang untuk membangun kepedulian terhadap penyakit dan masa pensiun. Agar semua pihak mau belajar untuk menjadikan hari esok lebih baik dari hari kemarin. Untuk terhindar dari virus corona, maka hidup bersih dan sehat harus jadi acuan. Untuk terhindar dari masa pensiun yang sulit, maka persiapan masa pensiun harus seoptimal mungkin.

Dan yang paling penting. Virus corona dan program pensiun harus mengikuti anjuran ahlinya. Virus corona harus ikut imbauan pemerintah dan dokter ahli di bidang per-virus-an. Jangan terlibat hoaks atau panik yang berlebihan. Begitu pula program pensiun, harus ikut imbauan ahli di bidang dana pensiun atau pensiunan yang hidupnya sejahtera. Jangan salah memilih penasehat program pensiun. Biar aman dan nyaman, apapun sebaiknya diserahkan kepada ahlinya.

Virus corona itu ujian. Program pensiun pun ujian.

Maka penting bagi siapapun, untuk "melek" terhadap hidup sehat agar terhindar dari virus corona. Untuk "melek" terhadap cara optimal mempersiapkan masa pensiunn agar sejahtera di hari tua. Dan semua itu sangat-sangat membutuhkan komitmen, kepedulian, ikhtiar, dan doa. Agar hari esok menjadi lebih baik buat masyarakat, buat pekerja, buat bangsa Indonesia.

Inilah saat, semua pihak membangun KESADARAN. Akan pentingnya hidup sehat dan terhindar dari bahaya virus corona. Akan pentingnya program pensiun agar masa pensiun sama baiknya dengan masa bekerja. 

Kesadaran bersama, terhadap virus corona dan program pensiun.

Kalau bukan sekarang kapan lagi, kalau bukan kita siapa lagi? #EdukasiVirusCorona #EdukasiPensiun #BudayaLiterasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun