Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Coba Jawab, Makin Tambah Usia Buat Apa?

20 Februari 2020   09:06 Diperbarui: 20 Februari 2020   14:16 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ashraf Sinclair yang humble dan dermawan, kemarin di usia 40 tahun dipanggil Allah SWT. Sementara ada bekas pejabat MA umurnya udah pensiun, katanya "hilang" entah kemana. Ada juga anak sekolah niat belajar, malah dirundung teman-temannya. 

Benar kata nenek moyang dulu. Bahwa hidup dan apapun yang ada di dalamnya berisi pelajaran. Tapi sayang, nenek moyang tidak bisa menduga, berapa banyak orang yang mau belajar dari kehidupan?

Ada benarnya memang. Bertambahnya usia itu bukan berarti tambah paham segalanya. Dilebihkan umur pun bukan berarti bertambah kebaikannya. Karena hakikatnya, usia pangkat jabatan dan harta itu sering hanya diukur dari sebatas angka atau jumlah. 

Maka banyak orang berjuang keras untuk merebut angkatnya, meraih jumlahnya. Tapi sayang, mungkin tidak terlalu banyak yang berjuang untuk manfaatnya. Apa manfaatnya usia bertambah, pangkat hebat, jabatan tinggi. Atau harta yang banyak. Bila manfaatnya tidak ada atau rendah.

Pantas, banyak orang makin khawatir akan masa depannya. Makin bingung mau berbuat apa. Hingga lupa, bahwa apa yang ada, apa yang terjadi, dan apa yang dimiliki itu atas kehendak-Nya. Tinggal untuk apa semua itu?

Terkadang Allah itu memberikan umur panjang namun manfaat kurang. Kadang pula Allah memberi umur pendek namun manfaat melimpah. Itulah yang disebut "pelajaran". Kaum bijak menyebutnya "semua ada hikmahnya".

Semoga, siapapun tidak lupa. Cara kita menghabiskan waktu muda itu akan menentukan keadaan hari tua. Termasuk menentukan keadaan dan cara mencapai ajal. Persis, seperti cara menggunakan rezeki masa bekerja pun menentukan berkah di masa tua.

Semua itu bisa jadi pelajaran. Maka siapapun, tidak boleh berhenti untuk belajar. Karena katanya, setiap hembusan nafas orang yang belajar itu isinya kebaikan dan keberkahan. Insya Allah asal ikhlas.

Maka bila hidup itu pelajaran. Maka kita pun harus bersedia untuk belajar lagi. Bukan yang lainnya. Apalagi sibuk sama urusan orang lain. Atau menebar keluh-kesah setiap pagi tanpa henti.

Ketahuilah, hingga kini. Tidak ada kuburan di manapun  yang memiliki tanda peringatan yang berbunyi, "maaf, ini kawasan untuk warga tua warga sepuh". Karena kuburan selalu siap menerima warga yang bernyawa. Entah dia muda atau tua, kaya atau miskin. Sakit dulu atau tidak. Kuburan, sama sekali tidak peduli berapa pun umur warganya.

Jadi, semakin tambah usia. Harusnya semakin dekat dengan apa? Mungkin, banyak yang belum tahu jawabnya ... #BudayaLiterasi

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun