Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Ada Tetes Air Mata Anak Yatim di Kaki Gunung Salak

2 Februari 2020   08:51 Diperbarui: 2 Februari 2020   08:55 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kolaborasi bersama teman-teman baiknya, Syarifudin Yunus hingga kini tetap istiqomah "bergaul" bersama anak-anak yatim piatu dalam binaannya; mengaji setiap bulan sambil berkirim doa untuk orang tua mereka yang sudah meninggal dunia, di samping sedikit memberi uang jajan bagi mereka. Agar jangan ada tetes air mata anak yatim di dekatnya, sambil sedikit menyenangkan hati anak-anak yatim. Sungguh, itu sudah cukup.

Mengapa jangan ada tetes air mata anak yatm di dekat kita?

Jawabnya sederhana. Untuk apa manusia berada di bumi-Nya, selain untuk mengabdi kepada Allah SWT dan membantu orang-orang yang tidak mampu, di samping bermanfaat untuk orang lain yang membutuhkan. Manusia ada, tentu bukan untuk mempertontonkan "kenikmatan pribadi" seperti traveling, kuliner, dan gaya hidup. Karena manusia ada untuk membangun sikap kepedulian yang lebih besar dari sebelumnya, di samping tetap mau berbuat untuk memuliakan anak-anak yatim piatu yang di dekatnya.

Tapi lebih dari itu, setidaknya ada lima keutamaan besar dari membantu anak-anak yatim piatu, antara lain: 1) melunakkan hati yang keras, 2) terpenuhinya kebutuhan hidup,  3) memperoleh perlindungan  dari Allah SWT, 4) investasi amal untuk akhirat, dan 5) bukti nyata sifat syukur di dunia yang tidak hanya berani mencari tapi berani berbagi.

Maka jangan ada tetes air mata anak yatim di dekat kita.

Karena siapa saja yang berani menolong anak-anak yatim di muka bumi maka ia berhak mendapat kasih sayang pemilik langit dan bumi. Siapa yang berani menyenangkan Allah SWT, maka Allah SWT pun akan menyenangkannya selama berada di dunia. Dan percayalah, Allah SWT tidak akan pernah membiarkan hamba-Nya yang baik terjebak dalam kesulitan. Maka bantulah anak-anak yatim di dekat kita ...

Dan yang terpenting, jangan pernah "me-yatimkan diri dalam kehidupan" sebelum mensyukuri segala nikmat dan karunia yang telah diperoleh. Agar anak-anak yatim itu tidak lagi mengangis terus-menerus ... #YatimBinaan #PeduliAnakYatim #TBMLenteraPustaka

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun