Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Manusia Belum Cukup, Too Much of Anything Will Definitely Kill You

24 Januari 2020   21:35 Diperbarui: 24 Januari 2020   21:29 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia belum cukup kalau ngomong jago banget. Tapi nyatanya, semua diukur dari harta dan materi. Pantas belum cukup-cukup. Semua keadaan ditimbang pakai akal dan ego. Bukan hati. Sudah pasti manusia belum cukup. Karena dia gagal menikmati apa yang ada. Dia gagal menahan diri. Dan dia pasti hatinya tertutup. Hingga lupa, dari mana dia berasal dan mau kemana dia pergi?

Manusia makin tidak cukup.

Karena kurang bersyukur. Dan gemar melihat ke atas ditambah jarang bersedekah. Jarang berbuat baik secara nyata pada orang lain. Kebaikan hanya sebatas di dunia maya atau cukup di meja diskusi. Pantas makin tidak cukup, karena kerjanya mengintip laju orang lain. Selalu membandingkan dirinya dengan orang lain. 

Kenapa merasa belum cukup?

Manusia belum cukup lupa lagi. Hanya hati yang merasa cukup yang dijanjikan mendapatkan dunia dan seisinya. Hanya manusia yag cukup yang beruntung.

Sehingga mudah bersyukur dan jauh dari kesombongan. Maka ketika merasa cukup, saat itu ada dorongan untuk bertindak baik untuk orang lain. Bila merasa tidak cukup, pasti tidak akan baik pada orang lain.

Nabi Muhammad SAW bilang "siapa yang menampakkan kecukupan niscaya Allah akan membuatnya kaya" (HR. Bukhari Muslim).

Siapapun, selagi masih manusia pasti sudah cukup.

Cukup jiwa dan raganya. Bangsanya cukup, pemimpinnya cukup. Bahkan diberi keluarga dan sahabat yang ada pun cukup. Apalagi yang tidak cukup. Semuanya sudah melimpah. Dan itu, sudah pantas dimiliki manusia; tidak berlebihan tidak berkekuarangan. Tinggak disyukuri saja.

Maka katakan "saya sudah cukup".

Saya pun cukup menjadi pegiat sosial yang akan tetap mengabdi untuk anak-anak taman bacaan, ibu-ibu buta aksara, dan anak-anak yatim binaan. Itu semua sudah cukup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun