Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Esensi Kopi Wow, Bukan Kopi Mantan

22 Januari 2020   09:02 Diperbarui: 22 Januari 2020   09:34 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh, menyeruput kopi wow. Bak memendam rasa angkuh akibat gemerlap dunia.

Takjub pada kebesaran-Nya, bukan keangkuhan diri. Agar tetap tenang dan lembut dalam belantara kehidupan. Tanpa perlu meninggikan hati; tanpa perlu merendahka yang lain. Karena di depan kopi wow, semua manusia sama saja. Ada kelebihan sekaligus ada kekuarangan.

Kopi wow, tentu bukan tanpa efek samping.

Karena kopi wow, tidak akan pernah meninggalkan identitas penikmat setianya. Selalu ada aroma yang selalu mengggairahkan. Secangkir kopi wow; pasti mengingatkan penikmatnya. Bahwa semanis apapun hidup, rasa pahit akan selalu ada.

Kopi wow bukan kopi mantan.

Karena kopi wow sangat tahu caranya melangkah mundur. Tanpa perlu mengingat kenangan yang jadi sebab ke lain hati. Kopi wow, memang bikin takjub #FilosofiKopi #TukangNgopi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun