Banyak orang lupa, hidup di dunia itu hanya sesaat. Maka amat disayangkan. Bila dunia menjadi sebab lupa, lalai, dan terlena. Hanya sibuk dengan dunia, lalu lupa pada akhirat. Bukankah dunia hanya sarana  untuk mengenal dan mengabdi sepenuhnya kepada Allah SWT. Agar bahagia, bukan hanya senang.
Apapun kesenangan yang dimiliki manusia, sebesar apapun kesenangan terlalu mudah dipisahkan dengan kematian. Maka tiada guna kesenangan berupa harta yang banyak, anak-anak yang menawan, istri yang cantik, jabatan yang tinggi, dan popularitas yang hebat sekalipun. Bila tanpa dibahagiakan dengan ilmu yang manfaat, amal yang melimpah, dan iman yang istiqomah.
Maka raihlah kesenangan sejenak saja, Tapi renggutlah kebahagiaan untuk bekal nanti. Dan jangan pernah bertekad untuk mengubah "surga" jadi "neraka" karena kepentingan sesaat. Untuk apa merusak kebaikan yang susah payah dibangun. Akibat ketidak-sukaan pribadi lalu  mengumbar kejelekan yang tidak perlu.Â
Ketahuilah, sama sekali tidak perlu manusia untuk menghancurkan gunung. Karena gunung sangat mampu menghancurkan dirinya sendiri. Begitupun kebencian dan kemarahan; sungguh hanya akan menghancurkan pemiliknya sendiri. Gunung itu memilih diam; bukan karena tidak punya pilihan. Tapi karena ia tidak mau merusak apa-apa yang sudah baik ... #FilosofiGunung #BudayaLiterasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H