Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dengarkan, Jangan Menua untuk Hal yang Tidak Penting

15 Januari 2020   07:57 Diperbarui: 15 Januari 2020   23:32 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengarkan.
Siapapun dia. Orang "bawah" sekalipun. Justru bisa jadi memberi pelajaran buat kita. Nasehat kebaikan itu bisa dating dari siapapun. Tanpa memandang kasta sosial, tingkat pendidikan, apalagi pangkat dan jabatan. Makanya ada pepatah "kita disuruh menengok ke bawah untuk urusan dunia". Itu artinya, kita perlu banyak mendengar dan melihat dari orang kecil atau bawah sekalipun. Sekaligus belajar untuk tidak meremehkan nikmat Allah SWT. Agar tidak mudah mengeluh, apalagi menyalahkan orang lain.

Dengarkan saja. Agar waktu kita jangan digunakan untuk mengurus hal-hal yang tidak penting. 

Hidup di dunia itu hanya sebentar. Maka manfaatkan untuk mendengar dan membaca segala hal yang baik dan berharga. Asal hari-hati, jangan dengarkan kata orang yang negatif melulu. Sama sekali tidak perlu mendengarkan mereka yang hanya bikin pusing dan hidupnya bermasalah terus-menerus. Dengarkan saja suara hati dan bergeraklah untuk berbuat yang baik, yang bermanfaat untuk orang lain.

Dengarkan.

Seringkali di zaman now. Bahwa segala sesuatu yang kita dengar adalah pendapat, bukan fakta. Segala sesuatu yang kita lihat adalah perspektif, bukan kebenaran.

Dengarkanlah.

Bahwa semua manusia itu bermartabat di hadapan Allah. Karena martabat manusia adalah anugerah-Nya. Martabat itu tidak ada urusan sama pangkat, jabatan apalagi harta. Maka kembalilah, untuk tetap mendengarkan. Karena sesungguhnya, ketika kita mendengarkan maka di situ kita sedang memotret kehendak Allah untuk kita.

Dengarkanlah, jangan pernah mau menua untuk hal yang tidak penting ... #BudayaLiterasi #PegiatLiterasi

dokpri
dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun