Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Gaya Hidup Mahasiswa, 44% Chating, 23% Membaca, 18% Gim Online

19 Desember 2019   09:58 Diperbarui: 19 Desember 2019   10:04 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Itulah salah satu bukti budaya literasi dan tradisi baca di Indonesia masih sangat rendah. Angka membaca Indonesia sangat jauh tertinggal. Sementara masyarakat di negara maju rata-rata menghabiskan waktu membaca 6-8 jam per hari. Anehnya, orang Indonesia membaca tidak lebih dari 1 jam sehari. Namun, mampu menghabiskan waktu 5,5 jam sehari untuk bermain gawai atau gadget.

dokpri
dokpri
Teknologi boleh makin maju. Tapi itu semua tidak menjamin budaya literasi di Indonesia makin baik. Orang makin intelektual belum tentu menjamin budaya literasi makin tinggi. Orang makin kaya pun belum tentu makin peduli pada budaya literasi. Justri di era digital dan revolusi industry inilah, makin banyak orang Indonesia yang malas membaca, makin malas menulis. Maka wajar, budaya literasi di Indonesia makin dikebiri, kian terpinggirkan.

Maka saatnya, masyarakat kampus berhati-hati. 

Gaya hidup gawai atau gadget telah merasuk di kalangan mahasiswa. Tradisi membaca di kampus mulai tergerus. Jangan sampai tradisi membaca "hilang" dari kampus. Agar tetap tegak budaya jujur di insan akademis. seperti "mulut yang diciptakan di depan agar tidak berbicara di belakang". Maka penting, tradisi membaca dan menulis; masyarakat kampus yang literat.

 Bertanyalah, apakah tradisi membaca dan menulis sudah ada di diri kita? #TradisiBaca #BudayaLiterasi#PegiatLiterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun