Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hoaks dan Ujaran Kebencian, Bukti Rendahnya Literasi Politik Masyarakat

15 November 2019   06:32 Diperbarui: 15 November 2019   08:45 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Literasi politik kian penting di negeri tercinta ini. Yaitu upaya untuk membangun kesadaran politik secara rasional yang berbasis pengetahuan dan kompetensi di bidang politik. Karena politik bukan hanya tentang kekuasaan semata. Namun politik pun menyangkut hak politik seseorang termasuk menyangkut pendidikan politik itu sendiri. Kesadaran untuk memahami realitas politik yang terjadi, utulah literasi politik.

Maraknya ujaran kebencian, hoaks, maupun isu SARA yang mewarnai kehidupan bangsa ini. Bisa jadi itu tanda rendahnya literasi politik masyarakat. Apalagi yang terjadi di media sosial. Maka penting membangun literasi politik di masyarakat. Bahkan peran untuk membangun literasi politik pun harus disosialisasikan, termasuk oleh media massa. Agar narasi-narasi politik yang bertebaran tetap memiliki spirit untuk "menyejukkan suasana" berdasar rasional bukan emosional. Karena dalam literasi politik, perilaku utama yang harus dihindari adalah perbuatan saling menghina, saling mengadu domba, tuduh menuduh satu sama lain. Karena justru itu bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi yang menjadi landasan politik.

Dampak literasi politik yang rendah, tentu menyebabkan sikap sebagian masyarakat kian apatis terhadap berbagai proses demokrasi dan dinamika politik yang terjadi. Literasi politik menjadi penting sebagai bukti adanya pemahaman praktis terkait isu-isu politik di negeri kita. Sekaligus memahami realitas politik yang terjadi.

"Literasi politik sangat penting disosialisasikan. Karena literasi politik, hakikatnya perpaduan pengetahuan, kompetensi, dan sikap dalam menyikapi realitas politik. Paham arti politik sehingga menjadikan setiap kita mampu berpolitik" ujar Syarifudin Yunus, pegiat literasi TBM Lentera Pustaka saat mengisi bincang Tajuk Suara Parlemen di TVR Parlemen. (simak: https://www.youtube.com/watch?v=3Dg8e1Kjje8).

Literasi politik menghendaki pendidikan politik sebagai cermin interaksi pengalaman dan kepribadian seseorang tentang dunia politik. Terjadi keributan dan kegaduhan politik selama ini karena minimnya pengetahuan masyarakat akan literasi politik. Hal inilah yang menyebabkan banyaknya tumbuh profesi buzzer politik. Padahal Buzzer politik justru menggunakan literasi pengetahuan politiknya untuk kepentingan pemesannya. Lagi-lagi, kemampuan literasi politik sangat penting. Agar sedinamika apapun politik, semua pihak tetap mampu menjaga kesejukan suasana politik.

Tentu, literasi politik bukan untuk mengekang kebebasan. Justru untuk mengkritisi dengan cara yang etis dan beradab. Bisa diterima akal sehat. Peran literasi politik adalah untuk mendorong terwujudnya demokrasi yang sehat dan positif di Indonesia. Literasi politik mengajak partisipasi politik masyarakat secara lebih bertanggung jawab. Bukan asal omong atau asal menyebarkan sentimen politik.

"Literasi politik tanggung jawab kita untuk membangun edukasi tentang politik kepada masyarakat. Agar bertumpu pada realitas politik yang bisa diterima, apapun keadaanya. Karena setiap tindakan politik, pasti ada konsekuensinya. Apalagi kini ada UU ITE No. 11/2018. Literasi politik masyarakat sangat penting" tambah Syarifudin Yunus.

Literasi politik bisa jadi gambaran IQ politik sebagai bangsa. Literasi politik bukan sekadar pengetahuan politik, melainkan aktivitas dan kerja yang mengedapankan edukasi politik masyarakat. Ikhtiar politik yang tetap memiliki kesadaran kritis dan partisipatif, namun tetap menjunjung tinggi etika dan adab politik. Menyediktikan kgaduhan politik sambil menerima realitas politik yang terjadi.

Mak dengan literasi politik, kehidupan berbangsa akan lebih efektif dan produktif. Tidak perlu terjebak pada hal-hal yang tidak substantif. Hari ini, esensi politik di Indonesia adaah membangun literasi politik masyarakat bukan sensasi politik.... Salam literasi #LiterasiPolitik #PegiatLiterasi  #LiterasiIndonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun