Soempah Pemoeda
Pertama: Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea: Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga: Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Hai Anak muda. Beruntung sekali kalian jadi anak muda. Jadi pemuda di era begini.
Tentu, hanya kamu yang tahu pula anak muda. Tentang apa yang terjadi di negeri kita. Tentang apa yang ada dan terjadi di dekat kita. Karena kamu, pernah bersumpah pada 28 Oktober 1928 dulu. Sumpah pemuda, bukan pemuda gegabah.
Begini, anak muda. Kamu tahu kan artinya sumpah?
Ya, sumpah itu pernyataan yang diucapkan secara resmi. Tentu, dengan bersaksi kepada Tuhan. Sumpah itu sesuatu yang suci. Lagi harus dijunjung tinggi. Banyak orang bilang, sumpah itu janji. Sumpah itu ikrar yang teguh. Nah, persis begitulah makna Sumpah Pemuda dulu.
Hai anak muda, sumpah itu bukan gegabah.
Karena hari ini. Terlalu banyak orang yang gegabah. Terlalu mudah sumpah serapah. Menebar masalah, meracik fitnah. Membalut kebencian dengan membuat resah. Menyebar hoaks agar kita gelisah.Â
Hingga membuat banyak orang terperangah. Membuat jengah sambil pandai membantah. Maka anak muda, jangan pernah gegabah dalam berbicara atau mengumbar informasi bila akhirnya jadi sampah.
Jadi, anak muda. Kembalilah kepada sumpah, bukan gegabah.
Terlalu gegabah, negeri yang indah ini bila terbelah-belah. Lalu berbongkah-bongkah seakan ingin musnah. Memang, di mana ada negeri yang gak punya masalah? Anak muda, asal kalian tahu. Betapa banyak orang sekarang gemar mendramatisir masalah.Â