Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membaca Berlatar Batubata, Spot Foto di Taman Bacaan Lentera Pustaka

4 Agustus 2019   17:55 Diperbarui: 4 Agustus 2019   20:32 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bila ada taman bacaan yang sering disambangi pegiat literasi, bukan wisatawan itu ada di TBM Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak Bogor. Apa pasalnya? Karena TBM Lentera Pustaka mengemas taman bacaan sebagai tempat asyik dan menyenangkan untuk membaca. Tapi keren juga buat foto-foto buat kaum "penggemar foto" di media sosial. Asal temanya sambil "membaca buku" sebagai simbol tegaknya tradisi baca dan budaya literasi.

 

Taman bacaan jadi tempat foto yang instagramable, kenapa gak?

Banyak orang sudah tahu. Bahwa taman bacaan pasti tempatnya "orang baca". Makanya sudah pasti, banyak dihindari. Mendingan ke objek wisata alam, ke tempat kuliner atau tempat liburan yang bisa bikin hilang kepenatan atau stress. Tapi taman bacaan ini memang lain. TBM Lentera Pustaka yang terletak di Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu Kaki Gunung Salak justru "memberanikan diri" untuk menjadikan taman bacaan sebagai tempat foto-foto. Foto-foto "realistis dan nyata" bersama anak-anak kampung yang rajin membaca rutin 3 kali seminggu. Hingga mampu "melahap" 5-10 buku per minggu. Bahkan di taman bacaan ini pun, ada spot-spot foto "mati" yang berlatar mural, kata-kata nyeleneh, gunung, dan yang terbaru berlatar "batu bata" dalam ruang.

"Kegiatan membaca itu harus asyik dan menyenangkan. Maka TBM Lentera Pustaka selalu berkreasi untuk bikin suasana dan tempat baca yang enak buat anak-anak. Bahkan bisa buat spot foto bertemakan membaca buku. Intinya, biar siapapun yang ke taman bacaan makin akrab dengan buku daripada gadget. Ini pekerjaan sederhana tapi bernilai besar untuk masa depan anak-anak kita" ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka.

Kenapa membaca berlatar batu bata?

Karena untuk paham makna batu bata, tentu tidak perlu menjadi tukang atau kuli bangunan. Batu bata adalah salah satu bahan bangunan popular, Untuk bikin dinding atau tembok rumah pasti butuh batu bata. Batu bata terbuat dari tanah lempung atau tanah liat yang digali, lalu dengan ditambah air dan diinjak-injak agar siap dicetak. Setelah dijemur di bawah terik matahari sampai kering, batu bata lalu di bakar dalam suhu hingga 1000 derajat hingga matang dan berubah warna menjadi merah.

Apa artinya batu bata buat anak-anak pembaca di TBM Lentera Pustaka?

Sederhana saja. Untuk menjadi orang yang berguna dan memberi manfaat bagi banyak orang pasti ada proses perjalanan yang panjang. Selalu ada rintangan dan ujian yang tidak ringan. Tapi yakinlah. Bahwa Allah SWT tidak akan pernah menguji hamba-hambanya di luar batas kemampuan. Ujian dan tantangan justru menempa manusia untuk selalu kuar dan berjuang. Maka untuk menjadi orang yang lebih bermutu, termasuk anak-anak yang membaca secara rutin di tengah gempuran era digital, pastinya ada hambatan dan tantangan. 

Ibarat seperti batu bata, maka semua harus dijalani dengan penuh semangat dan perjuangan. Agar tetap kokoh dan kuat. Maka anak-anak yang membaca pun, semua proses harus dijalani. Tidak boleh berhenti dan putus di tengah jalan, itulah spirit tegaknya tradisi baca dan budaya literasi.

Maka kegiatan membaca di TBM Lentera Pustaka pun dilengkapi dengan spot foto berlatar batu baca. Sebagai cerminan semangat dan proses panjang dalam menegakkan tradisi baca dan budaya literasi di anak-anak usia sekolah di Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kaki Gunung Salak Bogor. Karena 2 tahun lalu, mereka adalah anak-anak yang tidak memiliki sama sekali akses buku bacaan. Sejak ada TBM Lentera Pustaka, mereka baru bisa membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun