Dari bekas garasi rumah yang kini berubah menjadi taman bacaan, Syarif pun menerapkan konsep "TBM Edutainment", sebuah cara beda dalam mengelola taman bacaan masyarakat. Taman bacaan bukan hanya menjadi tempat membaca anak-anak atau masyarakat. Tapi taman bacaan harus bisa menjadi "motor penggerak" aktivitas sosial dan kemasyarakatan di mana taman bacaan beroperasi. "TBM-edutainment"; tata kelola taman bacaan masyarakat yang memadukan edukasi dan entertainment.
Konsep "TBM-edutainment" inilah yang diterapkan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari di Kaki Gn. Salak Bogor yang bertumpu pada:
- Membudayakan membaca bersuara
- Selalu ada "senam --- salam -- doa literasi" sebelum jam baca.Â
- Laboratorium Baca tiap hari Minggu; kegiatan pemahaman bacan di alam terbuka.
- Selalu ada event bulanan, dengan mendatngkan "tamu dari luar" untuk ber-interaksi dan memotivasi anak-anak agar rajin membaca.
- Ada "jajajan kampung" gratis setiap bulan.
- Tersedia WiFi gratis tiap Sabtu dan Minggu.
- Angerah pembaca terbaik diberikan kepada anak yang rajin membaca.
- Mengusung motto #BacaBukanMaen; untuk menjaga keseimbangan antara perilaku membaca dan bermain anak-anak.
"Konsep TBM-Edutainment saya gagas agar mampu menjadikan taman bacaan sebagai center dari edukasi dan entertainment untuk anak-anak. Hal ini sebagai penyesuaian terhadap era digital dan milenial. Maka harus ada cara yang kreatif dan beda untuk menghidupkan tradisi baca dan budaya literasi anak-anak. Membaca harus asyik dan menyenangkan" tambah Syarifudin Yunus, alumni peraih UNJ Award 2017 ini.
Maka di tahun 2019 ini, TBM Lentera Pustaka pun menggandeng CSR Korporasi dari Chubb Life, AJ Tugu Mandiri, dan Perkumpulan DPLK. Â Tentu, demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi anak-anak usia sekolah. Agar tidak terlindas oleh pengaruh era digital yang jelek.
Maka ke depan, tradisi baca dan budaya literasi sudah pasti hanya bisa tegak bila didukung oleh banyak pihak; aparatur, masyarakat, kaum yang peduli atau relawan, donatur, dan korporasi. Semua pihak harus peduli tradisi baca dan budaya literasi. Karena kepedulian sosial bukanlah sekadar niat baik tapi harus diwujudkan dalam aksi nyata, perilaku nyata untuk terjun langsung ke lapangan secara konsisten.
Di TBM Lentera Pustaka, dari garasi rumah hingga hidupkan tradisi baca anak-anak di Kaki Gunung Salak Bogor. Memang belum usai dan akan terus berlangsung. Agar menjadi "legacy -- warisan" bagi umat. Dan kini TBM Lentera Pustaka pun mulai merambah ke aktivitas sosial yang lebih besar, menyiapkan kreasi dan inovasi baru sebagai bagian untuk pengembangan taman bacaan.
Agar dapat mengundang daya tarik anak-anak untuk makin rajin dalam membaca, beberapa program TBM Lentera Pustaka yang telah disiapkan antara lain:
1) Penyelenggaraan "Gerakan BERantas Buta aksaRA (GEBER BURA)" bagi ibu-ibu dan bapak-bapak yang buta huruf sebagai bagian gerakan pemberantasan buta huruf,
2) Implementasi "Wisata Literasi lentera Pustaka Gn. Salak"sebagai wisata edukasi alternatif yang berbasis membaca buku sambil menyusuri sungai dan kebun di alam terbuka dengan spot-spot foto yang menarik sambil berlatih cara mudah memahami isi bacaan melalui teknik metaforma, dan
3) Edukasi Literasi Finansial (EDULIF) sebagai bentuk program edukasi literasi keuangan anak-anak setiap bulan. Agar anak-anak mampu mengenal dan mengelola uang secara sederhana, membelanjakan uang berdasarkan "kebutuhan" bukan "keinginan".