Sutopo dan Pelajaran Humas Era Digital
Ikut berduka cita atas wafatnya Sutopo Purwo Nugroho.
Langka, sesungguhnya sosok almarhum Kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Pusdatinmas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pak Sutopo ini patut menjadi pelajaran bagi dunia kehumasan. Sekalipun mengidap penyakit kanker paru-paru, ia tetap loyal dan berdedikasi dalam menjalankan fungsi hubungan masyarakat. Humas, sebuah cara dalam mengelola informasi dan komunikasi antar organisasi dengan publiknya.
Di balik sosok Sutopo pula, cara pandang banyak orang tentang figur humas berubah. Humas yang dulu dikenal sosok yang parlente, necis, bahkan sedikit glamour kini berubah. Humas tidak harus ganteng atau cantik. Di balik penampilan Sutopo, fungsi humas "kembali ke khittah" untuk menyajikan informasi dan komunikasi yang lugas dan tidak multitafsir. Humas-humas yang kompeten. Humas yang bukan terpaku pada ”bungkus” lalau mengabaikan “isi”.
Dedikasi Sutopo dalam melayani dan meladeni informasi tentang bencana di Indonesia patut diacungi jempol. Informasi (saya tidak menyebut data) disajikan begitu cepat, akurat, dan lugas. Cepat, akurat, dan luas. Itulah kompetensi humas di era digital.
1. Cepatnya informasi yang disajikan itu penting. Karena bila telat atau terlambat maka peluang hoaks atau berita bohon menjadi terbuka. Maka pihak humas yang berwewenang harus cepat memberi informasi.
2. Akuratnya informasi yang diberikan pun sangat penting. Agar tidak menimbulkan informasi yang salah dan tidak multitafsir. Maka pihak humas harus teliti dan cermat atas suatu peristiwa yang terjadi.
3. Lugasnya informasi yang dipaparkan itu krusial. Karena informasi yang lugas hanya bertumpu pada pokok-pokok informasi yang perlu saja, bersifat apa adanya, tidak berbelit-belit lagi objektif.
Figur Sutopo, sungguh telah memberikan pelajaran baru tentang humas di era digital, pelajaran tentang cara menyajikan informasi dan komunikasi di tengah kesemrawutan informasi itu sendiri. Bahkan di tengah sakitnya, Sutopo sdangat tulus dan konsisten berjuang untuk sebuah kebenaran informasi dengan gaya komunikasi yang natural dan sederhana.
Berangkat dari pengalaman dan praktik selama ini. Bahkan di tengah era nafsu kekuasaan dan pertarungan nama baik seperti sekarang, hubungan masyarakat (humas) atau public relations bolehlah didefinisikan sebagai seni mengelola informasi dan pengertian yang lebih baik. Sehingga dapat meraih kepercayaan publik terhadap suatu organisasi. Namun faknya, tidak banyak petugas humas yang kompeten dalam menyajikan informasi.