Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tiga Mentalitas Membangun Kompetensi Menulis Kreatif

2 Juli 2019   07:00 Diperbarui: 2 Juli 2019   07:12 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri
Dokpri
Untuk itu, sebelum terjun ke dunia menulis kreatif, seseorang harus memiliki modal penting dalam menulis kreatif. Beberapa modal penting dalam menulis kreatif, antara lain: 1) harus memiliki hasrat untuk menulis, 2) harus banyak membaca, 3) harus membuka diri untuk belajar dari penulis lain, 4) harus memiliki pemikiran yang mapan dan matang, 5) harus mampu ber-ekspresi, dan 6) harus peka terhadap realitas yang terjadi.

Dengan modal menulis kreatif, insya Allah, karya kreatif pasti bisa direalisasikan, sekecil apapun itu. Patut diingat, di era digital seperti sekarang, menulis tidak lagi cukup hanya mampu menuangkan ide dan gagasan.

Tapi menulis harus didukung sikap kreatif, daya untuk menghasilakn karay yang berbeda. Karena memang, "pasar" kreatif menghendaki cara-cara yang beda.

Sebut saja, cerita-cerita di FTV, itu semua lahir dari kemampuan menulis karya kreatif dengan cara yang beda. Maka wajar, hampir semua orang terkenal di bidang sastra dan seni saat ini adalah mereka yang memiliki ciri "berbeda" dibandingkan yang lainnya. Daya menulis kreatif-nya memang beda.

Naik ke level yang serius sedikit, maka menulis kreatif harus dipandang sebagai kompetensi. Siapapun dapat membangun kompetensi dalam menulis kreatif. Terampil dalam menulis kreatif. Karena menulis kreatif bukan pelajaran atau teori semata. 

Menulis kreatif adalah perilaku, menulis hingga mampu membuat karya. Karena di luar sana, berapa banyak orang pandai secara teori tapi gagal secara praktik. Berapa banyak orang pintar bicara tapi tidak mampu menulis.  Itu artinya, mereka hanya "pandai" tapi "tidak kompeten".

Nah, untuk memahami menulis kreatif secara teoretik hingga praktik, maka buku "Kompetensi Menulis Kreatif" karya Syarifudin Yunus yang diterbitkan oleh Ghalia Indonesia tentu bisa jadi rujukan. Karena buku ini menyajikan cara dan langkah yang bisa ditempuh agar mampu menulis dengan cara yang beda.

Buku "Kompetensi Menulis Kreatif" adalah tuntunan untuk memulai menulis karya yang berbeda. Karya yang berbasis pada 3 (tiga) mentalitas kreatif; 1) mampu  mengubah "mind set" seseorang dalam menulis yang selama ini salah, 2) mampu mengajak orang lain menjadikan menulis sebagai "gaya hidup", dan 3) mampu mendedikasikan menulis sebagai kebiasaan, sebagai perilaku sehari-hari. Agar mampu membuat karya fiksi yang beda alias karya yang kreatif ....

Karena karya kreatif hanya lahir dari ide dan pikiran yang mampu dituliskan. #MenulisKreatif #KompetensiMenulisKreatif

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun