Budaya literasi, tentu tidak boleh kalah dari gaya hidup modern yang serba instan, bergantung pada gawai atau gadget. Karena masa depan bangsa Indonesia bukan terletak pada pengguna gawai. Tapi ada dan melekat pada anak-anak, generasi muda yang mau membaca dan menulis. Anak-anak yang dekat dengan buku.
Baca juga: Membangun Masyarakat Merdeka Melalui Budaya Literasi di Era Revolusi Industri 4.0
"Budaya literasi kini semakin tersingkir. Inilah momentum semua pihak untuk turun tangan menghidupkan kembali budaya membaca dan menulis di kalangan anak-anak kita. Jika tidak, anak-anak itu akan terlindas zaman" tambah Syarifudin Yunus yang saat ini tengah menekuni disertasi S3 tentang taman bacaan.
Budaya literasi adalah sinyal. Bila kita jauh dari buku maka akan merana. Bila dekat dengan buku maka akan bahagia. Jangan bilang cinta anak, bila tidak ada aksi nyata. Karena cinta bukan hanya serpihan ludah yang terpancar dari lisan semata. Tapi cinta itu tentang kepedulian terhadap budaya literasi. Salam Literasi. #TBMLenteraPustaka #BudayaLiterasi #TradisiBaca #BacaBukanMaen
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H