Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Setelah Fitrah, Mau Apa Lagi?

6 Juni 2019   09:50 Diperbarui: 6 Juni 2019   09:55 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk apa fitrah, bila kita terus-menerus "berteman" dengan sumber dosa. Untuk apa firah, bila kita lebih senang "bergaul" dengan penyakit hati. Bila menonton film jadi sumber dosa maka jauhilah. Bila media sosial jadi sumber permusuhan maha hindarilah. Fitrah itu komitmen untuk menjauhkan diri dari segala sumber keburukan, di samping ikhtiar menjaga hati tetap bersih.

Lalu, apa yang bisa diperbuat untuk menjaga hati yang bersih?

Hidup memang tidak sempurna. Kotor pun kadang sulit dihindari. Tapi bersih adalah sesuatu yang harus diperjuangkan. Cipratan noda kebencian, buruk sangka, sombong, dan lainnya selalu ada di depan mata. Jika noda-noda itu dibiarkan, maka fitrah jadi gak bermakna. Bikin hati kumal dan kotor. Maka penting untuk saling menasehati lagi mengingatkan kebaikan.

Jagalah hati. Jagalah hati. Jagalah hati.

Caranya, tentu cukup dua hal; 1) mengingat kematian dan 2) membaca Al Quran. Agar fitrah tetap bersemayam di dalam dada. Agar hati tetap bersih dan mudah mendapat hidayah Allah SWT. Karena ketahuilah, kunci sukses hidup di dunia bukanlah harta, pangkat, jabatan. Bukan pula popularitas dan pujian. Tapi hati yang selalu terjaga untuk tetap sehat dan bersih. Hati yang sabar dalam berbagai keadaan; hati yang tekun untuk tetap dekat dengan-Nya.

Ketahuilah, fitrah yang sehat dan bersih sama sekali tidak tumbuh dengan sendirinya; ia harus dijaga dan diperjuangkan seperti cinta ... #TGS #IdulFitri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun