Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Cara Bijak Pakai Uang THR Biar Keren Saat Pensiun

16 Mei 2019   00:56 Diperbarui: 16 Mei 2019   00:56 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maaf nih, mau tanya. Lebaran udah dekat apa masih jauh ya?

Kalo masih jauh sih gak usah dipikirin ya. Tapi kalo udah dekat, berarti udah terima THR dong. THR itu lho "Tunjangan Hari Raya", bukan "Tekanan Hari Raya". Habis gak tahu kenapa, kok ada saja orang yang menghadapi hari raya seperti tekanan. Hari Raya itu kan fitri alias suci. Terus, kenapa merasa terteak?

Bila belum dapat THR, berdoalah. Tapi bila sudah dapat THR bersyukurlah. Kan lumayan buat bantu-bantu pengeluaran selama lebaran. Karena harap maklum saja. Karena tiap kali mau lebaran, banyak orang punya kebutuhan dan pengeluaran yang banyak. Namanya juga ritual setahun sekali. Ada yang buat biaya mudik alias pulang kampung. Ada juga yang perlu buat belanja anak-anak dan keluarga. Ada juga yang buat beli perabot atau ngecat rumah. Belum lagi, bayar asisten rumah tangga yang mau pulang kampung. Bahkan dari THR, pun bisa dipakai untuk bagi-bagi angpao ke saudara. Bahkan kalo masih ada sisa THR, bisa juga dipakai untuk bersenang-senang alias rekreasi, mumpung lagi lebaran.

THR buat apa saja, pasti boleh kok. Asal semua sesuai antara "yang masuk" dan "yang keluar". Jangan sampai gara-gara lebaran, malah jadi banyak hutang. Dan yang penting, jangan lupa THR juga harus disedekahkan biar berkah. 

Semua orang yang kerja, memang pantas dapat THR. Anggap saja "harapan" rutin setahun sekali buat pekerja. Sekalian buat penuhi keperluan selama lebaran yang banyak banget. Pengen ini, pengen itu, pengen ke sana, pengen ke sini. Tapi sayang,  sumbernya cuma dari THR doang. Maka pantes, kalo THR diharap-harap banyak orang.

Terus gimana sih cara bijak mengatur pengeluaran THR?

Tentu ada banyak cara. Dan harus sesuai rencana masing-masing. Kalo kata financial planner atau perencana keuangan, tips cara bijak pakai THR bisa dimulai dari 4 hal di bawah ini:

1. THR itu dipakai untuk pembayaran yang bersifat wajib, mulai dari bayar gaji asisten rumah tangga, bayar cicilan, bayar zakat, dsb.

2. THR juga dipakai untuk keperluan yang sudah dianggarkan selama lebaran, mulai dari belanja pakaian lebaran anak-anak, mudik, bagi-bagi angpao saudara, dsb.

3. THR itu diupayakan harus cukup, jangan sampai hutang. Makanya bikin skala prioritas, gak usah pakai kartu kredit, dan gak usah ngikutin gaya hidup yang berlebihan.

4. THR kalo bisa ada sisanya alias gak habis, biar ada yang bisa dipakai untuk investasi atau menambah tabungan, atau untuk masa pensiun.

Nah begitulah kira-kira nasehat bijak untuk mengelola uang THR jelang lebaran.

Pertanyaannya sekarang, emang uang THR-nya cukup apa enggak untuk semua keperluan?

Nah, itulah masalahnya. Lebaran kan cuma setahun sekali, THR juga setahun sekali. Tapi kadang pengeluaran justru berlipat-lipat. Makanya gak sedikit orang yang malah pusing setelah dapat THR. Uang THR yang gampang menguap lalu lenyap. Semuanya habis terpakai. Jadi, boro-boro buat nambah tabungan atau investasi. Keperluan lebaran saja belum tentu semua bisa di-cover dari uang THR. Betul juga ya? Ya udah kalo begitu, habisin aja semua uang THR, gak usah pikir buat tabungan, investasi apalagi masa pensiun. Sekali-kali gak usah ikutin nasehat perencana keuangan juga gak apa-apa kok.

Lebaran, memang sering bikin banyak orang kalap. Jangankan THR, jika perlu tabungan yang ada juga dikuras abis buat lebaran. Bahkan, gak sedikit dari kita yang berhutang hanya untuk keperluan lebaran. Pinjam sana, pinjam sini, hanya buat lebaran. Sangat lazim dan sudah menjadi tradisi tahunan. Tiap kali lebaran, uang THR habis buat segala macam. Dan setelah itu, sehabis lebaran, kantong cekak, tabungan ludes. Wajar.

Serba instan dan gak terencana. Itulah cara banyak orang mengelola keuangan. 

Hari ini dapat, besok dihabiskan. Hari ini lebaran, besok uang THR langsung habis. Urusan THR, gak perlu perencanaan keuangan. Prinsipnya: pakai saja selagi ada, habisin selagi bisa. Mumpung setahun sekali. Begitu habis lebaran, baru puyeng tujuh keliling. THR habis, tabungan ludes. Lebaran bukannya gembira malah nestapa. Hari Raya bukannya tenang malah jadi pusing. Itulah kenyataannya.

Terus, apa hubungannya THR dengan masa pensiun keren?

Yah, tentu gak ada hubungannya kalo THR-nya sudah habis. Lagian, PENSIUN juga masih lama kan. Gak usah dipikirin dari sekarang. Nanti aja kalo udah dekat waktunya, kalo sudah mau pensiun. Memang benar, pensiun itu gimana nanti saja. Bukan nanti gimana? Begitulah cara berpikir orang kebanyakan tentang pensiun.

Masa PENSIUN, mau sejahtera atau gak sejahtera gak usah dipedulikan. Masa pensiun keren gak usah dipikirin kan waktunya masih lama ini. Mendingan urusin yang sekarang saja, urusan besok gampang nanti dipikirin lagi.

THR sama Pensiun, memang tidak terlalu berhubungan. Tapi cara kita mengelola uang THR bisa jadi "cermin" perilaku orang dalam mempersiapkan masa pensiun. Banyak orang lebih senang mikirin masa sekarang dari pada masa nanti. Lebih senang berfoya-foya di masa kerja walau susah di masa pensiun. Masa muda lebih penting daripada masa tua. Maka jadilah, masa bekerja hebat tapi masa pensiun melarat.

Maka wajar, berapa banyak di momen lebaran pusing tujuh keliling. Uang THR ludes. Sementara masa pensiun tidak pasti. Selagi kerja kaya, pas penisun merana.

Memang betul, pengalaman adalah guru yang terbaik.

Seandainya kita sadar, masa kerja itu terbatas. Cepat atau lambat, semua orang pasti akan pensiun bekerja. Maka sejatinya, siapapun, harus mulai menyiapkan masa pensiun. Saat di mana kita sudah tidak bekerja lagi. Fisik sudah tua, tenaga sudah tidak kuat.

THR itu didapat karena masih bekerja. Terus bila sudah pensiun, mau gimana?

Mumpung belum terlambat. Mulailah untuk memikirkan masa pensiun, ketika sudah tidak bekerja lagi. Belajar dari banyak pensiunan, saat kerja jaya tapi saat pensiun merana. Kadang hati kita miris, jika ada tetangga atau saudara. Saat bekerja semuanya cukup. Tapi saat pensiun hidupnya susah. Masa pensiunnya tidak sejahtera, tidak keren.

kontrak-5cdc52623ba7f73625646f12.jpg
kontrak-5cdc52623ba7f73625646f12.jpg
Sekali lagi, THR memang tidak terlalu berhubungan dengan PENSIUN.

Tapi momentum Lebaran dan THR sangat pas untuk dijadikan "renungan" tentang bagaimana kita mempersiapkan masa pensiun. Inilah momentum kita untuk memeriksa kembali tujuan-tujuan keuangan kita. Uang itu, untuk masa sekarang atau untuk masa depan? Untuk saat ini atau untuk saat nanti? Untuk jangka pendek atau jangka panjang?

 Terima kasih untuk perusahaan yang sudah memberi THR. Tapi sayang, bila belum mau menyishkan untuk program pensiun karyawan. Terima kasih untuk karyawan yang sudah menghabiskan uang THR. Tapi sayang, bila segitu lama bekerja belum punya program pensiun. Uang THR baru terima langsung habis. Tapi uang pensiun dibutuhkan masih lama tapi belum ada sama sekali.

Maka kelola uang THR dengan bijak. Sambil belajar bagaimana mempersiapkan uang pensiun sendiri. Maka sangat bijak, dari uang THR kita berpikir dan mau memulai untuk siapkan program pensiun.  Kenapa tidak, uang THR ditabung buat nambah uang pensiun?

Maka, sambutlah masa lebaran dengan riang hati, tutuplah sehabis lebaran dengan lapang hati. Sambutlah masa pensiun dengan bahagia hati, tutuplah masa pensiun dengan membahagiakan orang lain.

Selamat menggunakan uang THR, selamat untuk berpikir masa pensiun. Dan terakhir, selamat lebaran -- mohon maaf lahir batin... #SadarPensiun #YukSiapkanPensiun #DSSConsulting

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun