Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Unik dan Kreatif, Taman Bacaan Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak

14 Mei 2019   19:23 Diperbarui: 14 Mei 2019   19:26 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada Cara Unik dan Kreatif Akrabkan Anak dengan Buku Bacaan

Mengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) tidaklah mudah. Karena faktanya, tidak sedikit taman bacaan masyarakat yang seakan "mati suri", berjalan monoton sehingga seperti "ada tapi tiada". Apalagi di tengah era milenial seperti sekarang, taman bacaan kalah ramai dibandingkan coffee shop atau tepat nongkrong kulineran. Lalu, siapa yang harus peduli terhadap eksistensi taman bacaan masyarakat?

Kita semua sepakat. Bahwa tradisi baca dan budaya literasi sangat penting. Tapi sayangnya, tidak banyak orang peduli bagaimana cara membuat taman bacaan tetap bisa "survive" di tenag gempuran era digital. 

Ketahuilah, hanya ada 3 sebab taman bacaan punah; 1) buku ada pembaca tidak ada, 2) pembaca ada buku tidak ada, dan 3) komitmen pengelola TBM yang lemah, tidak fokus mengelola taman bacaan.

Maka hari ini, para pegiat literasi ditantang untuk punya "cara yang beda" dalam mengelola taman bacaan. Taman bacaan bukan hanya menjadi tempat membaca anak-anak atau masyarakat. Tapi harus mampu menjadi tempat yang menyenangkan dan "motor penggerak" aktivitas sosial dan kemasyarakatan di mana taman bacaan berada.

Berangkat dari spirit itu, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka menerapkan konsep "TBM-Edutainment" sebuah tata kelola taman bacaan masyarakat yang memadukan edukasi dan entertainment. Agar tetap bisa bertahan dan digemari anak-anak.

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor, tepatnya di Kaki Gn. Salak Bogor, setidaknya menyajikan 21 (duapuluh satu) keunggulan sebagai taman bacaan, yang meliputi:

1. Senam literasi selalu dilakukan agar semangat membaca

2. Salam literasi sebagai motto anak-anak saat membaca

3. Doa literasi sebelum membaca buku

4. Membaca harus bersuara untuk melatih vocal dan konsentrasi

5. Selalu ada event bulanan dengan mendatangkan "tamu dari luar" untuk berbagi motivasi

6. Tiap bulan ada pesta "jajajan kampung" gratis untuk anak-anak

7. Memanggil pedagang keliling untuk dinikmati anak-anak

8. Tiap hari Minggu ada "Laboratorium Baca" untuk melatih pemahaman bacaan

9. Ada sesi khusus membaca di sungai, di kebun di alam terbuka

10. Menerapkan teknik "metaforma" untuk memahami isi bacaan

11. Taman bacaan yang menyediakan WiFi gratis

12. Anugerah pembaca terbaik setiap bulan

13. Menerapkan "jam baca" seminggu 3 kali

14. Mengusung motto #BacaBukanMaen sebagai tagline

15. Setiap datang harus mengucapkan salam

16. Setiap datang cium tangan sebagai budaya anak-anak

17. Diajarkan "budaya antre" melalui jajanan kampung

18. Pendiri dan Kepala Program terjun langsung mengajar seminggu sekali

19. Membuat zona baca hijau "1.000 tanaman polybag"

20. Melibatkan CSR korporasi untuk operasional taman bacaan

21. Menjadi sentra edukasi literasi keuangan sebulan sekali

Alhasil, sepanjang tahun 2018, TBM Lentera Pustaka melalui konsep "TBM-edutainment" berhasil meraih capaian yang luar biasa. Terbukti ada 60 anak pembaca aktif usia sekolah dengan rata-rata membaca 5-10 buku per minggu. 

Dengan koleksi lebih dari 3.000 buku, TBM Lentera Pustaka ingin mengubah "mind set" agar anak-anak tetap mau membaca. Sehingga bertambah pengetahuan dan wawasan. Agar tidak ada lagi anak yang putus sekolah.

"Konsep TBM-Edutainment saya gagas untuk TBM Lentera Pustaka agar mampu menjadikan TBM sebagai center dari edukasi dan entertainment untuk anak-anak. Harus ad acara unik dan kreatif dalam mengelola taman bacaan di zaman now" " ujar Syarifudin Yunus, Kepala Program TBM Lentera Pustaka yang berprofesi sebagai Dosen Unindra dan tengah menempuh S3 Manajemen Pendidikan di Unpak Bogor.

dok.pribadi
dok.pribadi
Di tahun 2019 ini, TBM Lentera Pustaka akan memulai dan menyiapkan kreasi dan inovasi baru sebagai bagian untuk pengembangan taman bacaan. Agar dapat mengundang daya tarik anak-anak untuk makin rajin dalam membaca. Beberapa program "TBM-Edutainment" tahun 2019 TBM Lentera Pustaka, antara lain:

1. "Gerakan BERantas Buta aksaRA (GEBER BURA)" bagi ibu-ibu dan bapak-bapak yang buta huruf sebagai bagian pemberantasan buta huruf.

2. Implementasi "Wisata Literasi lentera Pustaka Gn. Salak" sebagai wisata alternative edukasi buat anak-anak dan keluarga yang berbasis membaca buku sambil menyusuri sungai dan kebun di alam terbuka dengan spot-spot foto yang menarik sambil berlatih cara mudah memahami isi bacaan melalui teknik metaforma.

3. PUsat Studi LITerasi MASyarakat (PUSLITMAS) sebagai pusat studi literasi masyarakat akan pentingnya kajian dan riset tentang budaya literasi secara informal (non-sekolah) yang ada di masyarakat.

4. KOmunitas Baca Orang Kampung (KOBAK) sebagai gerakan moral untuk membangun tradisi baca dan budaya literasi orang-orang kampung yang dewasa untuk ikut serta membaca buku. Daripada ngobrol dan nongkrong lebih baik membaca agar dapat membimbing anak-anaknya yang sekolah dengan memadai.

5. Edukasi Literasi Finasial (EDULIF) sebagai bentuk program edukasi literasi keuangan anak-anak setiap bulan. Tujuannya, agar anak-anak mampu mengelola uang secara sederhana, membelanjakan uang berdasarkan "kebutuhan" bukan "keinginan" yang disponsori oleh AJ Tugu Mandiri, AJ Chubb Life Indonesia, dan Perkumpulan DPLK.

Ketahuilah, hanya dengan membaca, kita dapat ikut serta menyelamatkan masa depan anak-anak. Maka semua pihak harus ikut peduli dan berkontribusi. Demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi anak-anak.

Melalui buku dan perilaku membaca, TBM Lentera Pustaka bertekad "tidak ada lagi anak yang putus sekolah" sehingga tercapai ketuntasan belajar hingga jenjang SMA.

Jangan bilang kita cinta anak, bila tidak ada aksi nyata. Karena cinta bukan hanya serpihan ludah yang terpancar dari lisan semata. Tapi cinta itu tentang pengabdian dan kepedulian yang tertumpahkan tanpa henti sepanjang masa. Ubah niat baik menjadi aksi nyata...

Di taman bacaan, setiap kita bisa belajar tentang hidup. Kita mau jadi apa? Jadi pemain, jadi sutradara, atau jadi penonton yang hanya bisa berkomentar tanpa bertindak ....

Jangan pernah menyerah mengelola taman bacaan masyarakat. Karena selalu ada cara unik dan kreatif untuk menjadikan taman bacaan masyarakat selalu menarik dan menyenangkan untuk anak-anak. Salam literasi ...

#TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #BudayaLiterasi #TamanBacaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun