Membangun tradisi baca anak-anak usia sekolah memang tidak mudah. Perlu ada cara unik dan beda dalam mengelola taman bacaan.
Berangkat dari keunikan dalam tata kelola taman bacaan itulah, DAAI TV meliput aktivitas Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor pada Selasa, 23 April 2019. Disambangi crew DAAI TV, Medi (Reporter) dan Adit (Kameramen), TBM Lentera Pustaka cara unik dalam meningkatkan tradisi baca dan budaya literasi anak-anak usia sekolah.
Dihadiri sekitar 40 anak pembaca aktif TBM Lentera Pustaka, DAAI TV meliput aktivitas membaca yang tergolong menyenangkan. Beberapa keunikan yang selama ini diterapkan di taman bacaan masyarakat yang terletak di Kaki Gn. Salak Bogor ini antara lain:
1. Adanya aktivitas salam literasi -- doa literasi dan senam literasi sebelum anak-anak memulai kegiatan membaca.
2. Anak-anak TBM Lentera Pustaka selalu membaca buku secara bersuara sehingga terdengar bising dan ramai. Hal ini ditujukan untuk a) melatih vocal anak dalam membaca dan b) melatih konsentrasi dalam memahami isi bacaan.
3. Adanya kegiatan "laboratorium baca" di sungai atau kebun untuk memberikan suasana yang berbeda dalam membaca, di samping melatih "teknik metaforma" yaitu cara mudah memahami isi bacaan.
4. Adanya ajaran budaya "antre" secara praktik melalui pesta jajanan kampung gratis untuk semua anak-anak sebagai penerapan budaya antre.
5. TBM Lentera Pustaka pun memadukan kegiatan membaca dengan penjajakan "Wisata Literasi" yaitu perjalanan wisata menyusuri sungai dengan basis membaca buku.
Keunikan dalam tata kelola taman bacaan inilah yang menjadi alasan DAAI TV menyambangi TBM Lentera Pustaka yang terletak sekitar 75km dari kota Jakarta.
"TBM Lentera Pustaka didirikan untuk memberi akses bacaan kepada anak-anak usia sekolah di Desa Sukaluyu yang sebelumnya tidak ada sama sekali. Target besarnya adalah membentuk budaya baca anak-anak, di samping dapat menekan angka putus sekolah yang tergolong tinggi di daerah ini" ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka kepada DAAI TV hari ini.
Patut diketahui, DAAI TV sebagai stasiun TV swasta di Indonesiayang mengudara sejak tahun 2007 memposisikan diri sebagai "Televisi Cinta Kasih" menganggap aktivitas membaca yang diterapkan TBM Lentera Pustaka sarat akan pesan moral dan cinta kasih, di samping memberi inspirasi, dan bersifat kreatif edukatif.
Di tengah gempuran era digital, DAAI TV melihat TBM Lentera Pustaka masih tetap fokus dan bersemangat dalam menanamkan rasa cinta anak-anak kepada buku bacaan, seminggu 3 kali untuk membaca. Hal ini sesuai dengan cerminan visi DAAI TV untuk "menjernihkan hati manusia, mencerahkan dunia" dan misinya "menjadi stasiun televisi berbudaya humanis terfavorit bagi seluruh keluarga".
"Saya berharap, liputan DAAI TV ke TBM Lentera Pustaka di Kaki Gn. Salak ini dapat memotivasi anak-anak agar lebih giat membaca untuk menambah pengetahuan, di samping dapat mempromosikan pentingnya budaya literasi di kalangan anak-anak usia sekolah" tambah Syarifudin Yunus.
Perlu diketahui, saat ini TBM Lentera Pustaka merupakan tempat membaca bagi sekitar 60 anak pembaca aktif yang berasal dari keluarga tidak mampu. Sejak vberdiri 2 tahun lalu, kini rata-rata per anak mampu membaca 5---10 buku per minggu.Â
Dengan koleksi lebih dari 3.000 buku, saat ini TBM Lentera Pustaka pun tengah fokus mengembangkan aktivitas pemberdayaan masyarakat lainnya seperti 1) GErakan BERantas BUta aksaRA (Geber Bura) bagi kaum ibu-ibu yang tidak bisa baca-tulis, 2) Pengembangan Wisata Literasi Lentera Pustaka sebagai objek wisata berbasis membaca buku dengan menyusuri sungai sejauh 1,2kn, dan 3) pengembangan "zona baca hijau -- kampung baca" dengan penanaman 1.000 pohon polybag yang akan diletakkan di pinggir jalan.
Maka dari itu, dengan mengusung konsep "TBM-Edutainment"; tata kelola taman bacaan masyarakat yang memadukan edukasi dan entertainment, TBM Lentera Pustaka fokus untuk menjalankan program taman bacaan dengan "cara yang beda" Agar TBM bukan hanya menjadi tempat membaca anak-anak atau masyarakat. Tapi taman bacaan harus bisa menjadi "motor penggerak" aktivitas sosial dan masyarakatnya.
Membaca itu perilaku dan kebiasaan langka di era milenial. Apalagi ditambah himpitan ekonomi dan puluhan tahun tanpa akses bacaan seperti taman bacaan masyarkat. Maka TBM Lentera Pustaka mengajak semua pihak untuk lebih peduli terhadap tradisi baca dan budaya literasi. Karena hanya dengan membaca, kita dapat ikut serta menyelamatkan masa depan anak-anak.
Melalui buku dan perilaku membaca, TBM Lentera Pustaka bertekad "tidak ada lagi anak yang putus sekolah" sehingga tercapai ketuntasan belajar hingga jenjang SMA. Maka, taman bacaan masyarakat adalah momentum semua pihak untuk ikut berbuat menyiapkan masa depan anak-anak yang lebih baik. Semua pihak harus turun tangan dan mau berkontribusi nyata terhadap taman bacaan dimanapun berada.Â
Mari ubah niat baik jadi aksi nyata.
Jangan bilang kita cinta anak, bila tidak ada aksi nyata. Karena cinta bukan hanya serpihan ludah yang terpancar dari lisan semata. Tapi cinta itu tentang pengabdian dan kepedulian yang tertumpahkan tanpa henti sepanjang masa. Karena "tanpa baca, kita merana" .... #TBMLenteraPustaka #BacaBUkanMaen #BudayaLiterasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H