Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Akibat Quick Count Pilpres 2019, Akal Sehat Tumbang

18 April 2019   07:50 Diperbarui: 18 April 2019   16:21 3171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi, siapapun capres dan pendukungnya harus legowo dan berjiwa besar. Tidak ada yang menyatakan menang. Quick count hanya melaporkan hasil penelitian semata. Untuk menuntun akal sehat kita dalam memperoleh informasi.

Terlepas dari hasil quick count seperti apa dan siapa yang diunggulkan. Tafsir sederhana terhadap quick count adalah adanya realitas politik di Indonesia. Sebuah potret aspirasi masyarakat Indonesia dalam mengikuti proses pilpres dan pileg di tahun 2019 ini. 

Quick count, setidaknya menempatkam aspirasi rakyat pada sosok presiden pilihannya. Bahkan quick count juga bisa jadi alternatif dalam membantah hiruk-pikuk kontestasi pilpres yang penuh ujaran kebencian, hujatan, hoaks, dan fitnah selama ini. Quick count pilpres 2019 adalah realitas politik Indonesia hari ini, tentu bukan yang kemarin atau untuk esok. 

Maka, tidak perlu buru-buru menolak quick count ataupun cepat-cepat merayakan hasilnya. Karena quick count hanya cara ilmiah dalam mendekati realitas dan hasil.

Quick count itu ibarat orang sakit yang harus diperiksa darah. Tentu, kita tidak perlu menguras atau menyedot semua darah untuk diperiksa. Karena akibatnya bisa mati. Maka cukup diambil sedikit saja darahnya untuk dianalisis. Hingga kita tahu penyakitnya apa? Itulah quick count. 

Jangan karena hasil quick count tidak sesuai harapan lalu kita menolaknya. Giliran sesuai harapan, kita berjingkrak-jingkrak riang gembira. Aneh.

Apabila akal sehat kita tidak sempurna maka jangan menyebut cara ilmiah menjadi tidak benar. Lalu kita harus cari referensi kemana? Sungguh, jangan-jangan kita hanya nafsu menang dan meraih kekuasaan, apapun dalihnya.

Akal sehat itu bukan ambisi. Akal sehat juga bukan nafsu berkuasa. Sekali lagi, quick count itu hanya pengetahuan saja .

Maka, kita jangan percaya quick count. Tapi percayalah kepada Allah SWT. Karena semua hasilnya sudah pasti sesuai kehendak Allah SWT. Tolong, jangan tumbangkan akal sehat hanya karena quick count... ciamikk #TGS #Pilpres2019 #QuickCount

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun