Maka jelas sudah, menulis adalah perilaku. Karena tidak akan pernah ada tulisan tanpa ditulis. Menulis bukan dipikirkan, diseminarkan, didiskusikan bahkan direncanakan. Menulis hanya bisa terjadi bila dilakukan, seberapa sulitnya.
Selain memiliki pengalaman lebih dari 24 tahun sebagai Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Indraprasta PGRI, Syarifudin Yunus pun menjadi konsultan di DSS Consulting selepas dari praktisi bidang dana pensiun dan asuransi jiwa.
Pernah bekerja di Principal Indonesia (1999-2001), Manulife Indonesia (2001-2006), AIA Financial (2006-2012), dan Manulife Indonesia (2012-2016). Kini memposisikan diri sebagai "pengabdi sosial" sebagai Pengelola Komunitas Peduli Anak Yatim CARAKA MUDA YAJFA di Kreo, Cileungsi, Gn. Salak Bogor dengan 34 anak yatim binaan dinaunginya (1994-sekarang), Penggagas Komunitas Ranggon Sastra Unindra (2006), Penggagas Klub Jurnalistik KJPost Unindra (2009).
Saat ini aktif di berbagai organisasi, antara lain: Ketua IKA BINDO UNJ (sejak 2009- sekarang), Sekjen IKA FBS UNJ (2013-2017) sekarang sebagai Wakil Ketua IKA FBS UNJ (2017-2021), Wasekjen IKA UNJ (2017-2020), dan Pengurus Asosiasi DPLK Indonesia sebagai Kepala Humas dan Pelayanan Konsumen (2003-sekarang), di samping aktif di Perkumpulan Ahli & Dosen Republik Indonesia (ADRI).
Pengabdian sosialnya semakin menjadi bagian dalam hidupnya. Sejak 2017, Syarifudin Yunus menjadi Pendiri dan Kepala Program Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor dan pengabdi sosial GErakan BERantas BUta aksaRA (Geber Bura) bagi kaum buta huruf di Kaki Gn. Salak Bogor. Owner & Education Specialis Gema Didaktika (2006-sekarang), dan Juri Bilik Sastra Award RRI hingga sekarang.
Tapi menulis pun dapat memotivasi orang lain melalui coretan tangannya, di samping mendapatkan upah dari tulisan-tulisannya yang dihasilkannya. Namun baginya satu yang pasti. Bahwa "menulis menjadi tanda dirinya berpikir sambal menyedikitkan berbicara".
Berkat menulis pula berbagai catatan prestasi dan pengalaman pernah diraihnya, antara lain: Dosen Berprestasi Universitas Indraprasta PGRI Jakarta (2009), Asia Communicator's Conference di Hongkong (2002 & 2004), Pemenang 'Relawan Sejati' Manulife Indonesia (2002), Winner Citizenship Award-Star of Excellence Manulife Financial Asia di Hongkong (2003), meraih Gold Quill of Excellence Award -- Crisis Communication Team dari International Association Business Communicator (2002), Inisiator & Presenter Corporate Social Responsibilty (CSR) Award 2005 -- 3rd The Best Practise in Social Program, Inisiator & Pemenang Rekor Bisnis Award bidang CSR dari Harian SINDO & Tera Foundation (2010), Pemenang Marketing Dream Team Champion 2010 dari Majalah SWA & MarkPlus, dan Peraih Rekor Bisnis Award 2014 bidang Employee Benefits dari Koran Sindo & Tera Foundation (Mei 2014), Nara Sumber ASEAN Literary Festival -- ALF 2016.
Berbagai aktivitas yang digelutinya, telah mengantarkan dirinya meneguk inspirasi dari 9 negara, seperti: Hongkong, Singapore, Malaysia, Thailand, Shanghai Cina, Perth Australia, Seoul Korea Selatan, Tokyo Jepang, Madinah-Mekah Saudi Arabia.
Satu tradisi yang selalu dilakukannya hingga kini "selalu menulis setiap malam dan mempertahankan kreativitas". Komitmennya sederhana: ingin terus menulis dan berkarya. Maka menurut Syarifudin Yunus, "menulislah sebelum berbicara karena di situ ada kejujuran..." #TGS #Menulis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H