Alhamdulillah wa syukrulillah, terima kasih Ya Allah.
Itulah ucapan pertama yang terhembus dari nafasku hari ini, Minggu 10 Maret 2019 di JCC Senayan. Saat menghadiri wisuda S1 anak sulungku, Fahmi Rifli Pradana. Sarjana Teknik Informatika dari Universitas Gunadarma. Terima kasih Nak, sungguh istimewa hari ini. Karena kamu telah memberi kesempatan Abi untuk menuntaskan tanggung jawab Abi atasmu. Terima kasih sekali lagi Nak, karena kamu telah menabur senyum kebanggaan di hati Ibu dan kedua adikmu.
Â
Terima kasih Nak. Ini hanya cerita seorang ayah di hari wisuda anak sulungnya.
Karena hari ini, Abi dan Ibu sudah tidak lagi berandai-andai bagaimana cara mendidikmu. Berakhir sudah kekhawatiran orang tua dalam membesarkan anaknya. Tuntas sudah perjuangan dan kerja keras Abi untuk membiayaimu. Karena di mata Abi, kamu adalah amanah bukan investasi. Dan sekali lagi, 1 dari 3 amanah Abi terlepas sudah. Alhamdulillah wa syukrulillah...
Rasa syukur Abi kian berlipat ganda di hari ini. Di hari wisudamu. Karena di usiamu yang baru 21 tahun, kamu telah meniti "dunia nyata", dunia yang sesungguhnya. Untuk kamu sikapi dan berani mengambil keputusan untuk masa depanmu sendiri. Serjak Januari 2019 lalu, kamu sudah bekerja.
Alhamdulillah. Bahkan atas inisiatif kamu sendiri, kamu telah mendaftar dan diterima melanjutkan studi S2 di almamatermu, Universitas Gunadarma. Berkat beasiswa dan biaya kamu sendiri. Sekali lagi, atas itu semua, Abi ucapkan terima kasih dan bersyukur tiada henti. Masa depan memang ada di tanganmu, Nak. Selamat menempuh hidup nyata dan selamat belajar kembali. Doa Abi dan Ibu selalu menyertaimu. Semoga kamu diberi sehat wal afiat dan berhasil meraih cita-cita yang diimpikan. Tentu, berkat petunjuk dan ridho Allah SWT.
Terima kasih Nak, Fahmi Rifli Pradana. Sedikit cerita ke belakang. Rasanya, Abi hampir tidak percaya. Waktu begitu cepat berlalu dan kamu pun terus tumbuh lebih dewasa. Sepertinya baru kemarin Abi dan Ibu menggendong kamu sambal bersenandung di kamar rumah. Membalutkan handuk ketika mandi, menyuruh belajar di malam hari, mengajak ke masjid di waktu sholat hingga sibuk mendaftar sekolah di mana kamu diterima. Rekreasi bersama ke pantai, ke gunung. Tapi itu semua tinggal cerita. Cukup untuk dikenang dan menjadi sejarah kita. Bisa untuk renungan bisa untuk motivasi ...
Nak, di hari wisudamu. Abi dan Ibu ucapkan selamat dan terima kasih. Dulu sewaktu kamu masih bayi. Selama 40 hari sejak kamu lahir, Abi selalu melantunkan ayat suci Al Quran di telingamu. Dari kecil hingga dewasa, Abi dan Ibu telah ikhtiar sekuat tenaga untuk bisa mendidik kamu dengan baik. Walau ada kekurangannya. Tapi asal kamu tahu Nak, tiap tetes pipis bayi Fahmi dan raut wajah ceria kamu, selalu dan selalu menjadi penghapus lelah raga dan kepenatan jiwa Abi. Abi bersyukur dikaruniai anak seperti Fahmi, juga adik-adikmu Farid dan Farah. Maka esok, setelah kamu di wisuda.
Jadilah laki-laki dewasa yang berdaya juang tinggi, tangguh, bertanggung jawab. Selalu dekat dengan Allah SWT, karena Allah adalah segalanya buat manusia. Jadilah seorang lelaki sejati yang tegas, harus punya ego, dan kuat untuk diri sendiri serta mau melindungi adik-adikmu dan orang-orang yang harus dilindungi. Ambillah yang baik dari perjalanan hidup kamu, buang yang buruk.
Karena itu, izinkan Abi berpesan kepadamu, Nak.
Ke depan, segalanya ada di tangan kamu. Maka tetaplah dekat dengan Allah SWT. Kerjakan apa-apa yang menyebabkan Allah SWT senang kepada hambanya. Maka setelah itu, kamu pun akan disenangkan Allah SWT. Bekerja dan berkeluarga kelak, adalah bukan tujuan tapi keadaan. Penuh ujian penuh cobaan. Maka berhati-hatilah lalu hadapilah segala sesuatu dengan sabar dan sholat. Ingatlah kalimat "wasta'inu bisshobri wassholat - minta tolonglah dengan sabar dan sholat" (QS2:153). Jadilah pribadi yang selalu bersyukur maka rezekimu akan ditambah. Kita ini apalah Nak, hanya manusia biasa. Tugasnya hanya ikhtiar dan berdoa, selebihnya biarkan Allah SWT yang bekerja untuk kita. Asal kita selalu ada di "dekat-Nya".
Terima kasih Nak. Karena kamu sudah di wisuda hari ini.
Ketahuilah, wisuda memang jadi momen yang banyak ditunggu orang tua mana pun. Termasuk Abi dan Ibu sebagai wujud syukur dan terima kasih. Dan wisuda itu "batas akhir" kenangan masa lalu dan "titik awal" impian besar untuk masa depan.
Maka sepulang dari tempat wisuda ini,
Mulailah kehidupan baru dalam kemandirian dan kedewasaan yang kamu miliki. Jadilah diri sendiri dan tidak perlu jadi orang lain. Tidak perlu jadi sempurna. Tapi jadilah nyata dalam hidup. Kuburlah kisah masa lalu yang tidak berkenan. Tanamilah hidupmu dengan kebaikan dan kebenaran atas dasar "sikap" yang kamu junjung tinggi. Karena sikap itulah yang "membaikkan" atau "menghancurkan".
Selamat wisuda Fahmi Rifli Pradana. Terima kasih Nak. Kamu adalah buah pengertian pertama Abi dan Ibu. Â Maka, ketika kamu mau dimengerti orang lain, maka kamu pun harus mengerti orang lain. Insya Allah, Abi dan Ibu akan selalu mendampingimu dan mendoakan yang terbaik untuk jalan hidupmu.
Di hari wisudamu ini, tidak ada kado dari Ibu dan Ibu, Selain sedikit cerita di hari wisuda seorang anak sulung. Sebagai nasehat dan tanda pelukan cinta Abi dan Ibu. Agar esok, dapat kamu baca berulang-ulang. Bukan hanya untuk kenangan. Tapi bisa jadi "bacaan indah' tentang diri kamu sendiri.
Semoga Allah SWT selalu memberi kamu sehat wal afiat dan berkah dalam kehidupan.
Peluk cium Abi, Ibu, Farid, dan Farah untukmu, si anak sulung. "Ya Allah, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Allah, perkenankanlah doaku." (QS. 14:40)... Insya Allah #FahmiRifliPradana #WisudaAnakSulung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H