Adalah ungkapan terima kasih. Atas objektivitas dan kepedulian yang selama ini diusung Unindra sebagai perguruan tinggi. Sebuah penghargaaan atas pengabdian tanpa batas yang telah saya torehkan selama ini. Maklum, selama ini saya mengabdi tanpa neko-neko, selalu menerima apa adanya bukan ada apanya dan berkomitmen menjalankan tugas mengajar secara berkualitas dan menyenangkan. Karena belajar di manapun, memang harus menyenangkan. Dan semua itu, bisa dibuktikan melalui sejarah.
Â
Sejarah, memang cuma masa lampau. Tapi tidak ada hari ini bila tidak ada masa lampau. Karena tiap sejarah, apapun bentuknya, pasti terikat oleh sejarah. Terikat oleh ruang dan waktu. Ruang itu bicara "tempat" terjadinya sejarah. Sedangkan waktu bicara "kapan" terjadinya sejarah itu. Unindra pun demikian adanya, telah terbukti melalui "perjalanan sejarah panjang" yang mengesankan.
Â
Apapun yang ada hari ini pasti sudah ada "tempatnya", ada "waktunya". Tentu semua atas kehendak-Nya. Segala sesuatu sudah ada dalam genggamanan-Nya.Â
Sejarah memang hanya cukup untuk dikenang. Agar kita tidak "hidup" dalam sejarah. Tapi dengan sejarah, kita bisa belajar tentang adanya "perubahan" dalam hidup manusia dan adanya "kesinambungan" dalam diri manusia dan organisasinya. Tidak ada yang terjadi dan dialami hari ini, tanpa ada dukungan dari sejarah. Karena itu, ada yang bilang sejarah itu mahal.
Maka matur nuwun Unindra. Kian menegaskan saya untuk berpegang pada sejarah masa lalu. Untuk memperbaiki diri di masa depan. Maka motivasi kuliah S3 pun demikian, tentu bukan untuk "mengalahkan orang lain" tapi untuk "memperbaiki diri sendiri". Agar bisa maslahat bagi banyak orang, bagi umat yang membutuhkan.
Menyadari bahwa sejarah itu bersifat dinamis, bukan statis. Karena sejarah adalah kodrati. Persis seperti bumi tempat berpijak manusia pun akan mengulang sejarahnya hingga kiamat tiba nantinya. Manusia di masa tuanya pun akan mengulang sejarah masa kecilnya. Kata Heraclitus "panta rei"; yang artinya, tidak ada yang tidak berubah, semua mengalir. Semuanya akan bergerak dan berubah. Tinggal kita, mampu atau tidak, menyikapi perubahan dan tetap realistis dalam menerima keadaan.
Matur nuwun Unindra.
Semoga atas syukur dan terima kasih kepada Unindra. Saya bisa menyelesaikan studi S3 pada tahun 2021 nanti. Sambil terus berkarya untuk menulis buku yang kini sudah mencapai 25 buku, dan mengajar dengan cara yang lebih menyenangkan. Bahkan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka yang saya rintis dan telah menjadi tempat membaca 60 anak-anak usia sekolah, GErakan BERantas BUta aksaRA (GEBER BURA) dalam membebaskan ibu-ibu buta huruf, serta 34 anak yatim dalam binaan saya, insya Allah akan menjadi "saksi" yang menemani perjalanan studi saya. Tentu semuanya berkat ikhtiar dan doa tiada henti. Termasuk saya mendoakan Unindra semakin maju, semakin memberi maslahat kepada banyak umat. Senantiasa peduli, mandiri, kreatif, dan adaptif hingga kapanpun.
Matur nuwun Unindra.