3. Pikiran yang beda dalam menulis sehingga agak menentang arus atau mungkin terkesan njlimet, seperti Danarto dengan manusia-manusia "aneh" pada setiap karyanya.
4. Karya yang beda dan cenderung baru, baik isi maupun ceritanya seperti Cerpen Putu Wijaya, Drama Arifin C Noer yang plot-nya sering non konvensional.
Baca juga : Soal Skripsi, Tidak Semua Mahasiswa Punya Keterampilan Menulis Kreatif
Jadi, menulis kreatif adalah proses (process) yang apabila dilakukan dengan baik tahapannya secara konsisten maka akan menjadi keterampilan (skill) untuk melahirkan karya yang beda, karya sastra yang memiliki "jalan kreatifnya" sendiri.
Karena mungkin selama ini, menulis lebih dilihat sebagai pelajaran, sebagai teori. Â Padahal hakikatnya, menulis adalah sebuah perilaku yang sangat membutuhkan keberanian. Sungguh, menulis tidak membutuhkan ruang kuliah atau buku semata.Â
Tapi menulis adalah perbuatan, tindakan nyata untuk menuangkan ide dan gagasan secara tertulis. Resep terbaik dalam menulis adalah tulis, tulis, dan tulis. Bukan niat, niat lalu lenyap....
Selain menulis sebagai proses, menulis kreatif pun bertumpu pada mentalitas kreatif. Mentalitas untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda dari kebanyakan orang. Berbeda karena tidak biasa. Kreatif itu adacpada diri setiap orang. Karena kreatif adalah potensi. Bukan soal besar atau kecil kreativitas. Tapi bagaimana cara kita menemukan dan memperlalukan potensi kreatif yang kita miliki.
Patut diketahui, menulis kreatif juga dekat dengan imajinasi. Walau tidak semua imajinasi adalah pikiran kreatif. Oleh karena itu, menulis kreatif masuk ke dalam pembelajaran sastra, lawannya menulis ilmiah. Roh dari menulis kreatif adalah adanya orientasi sastra, cara pandang terhadap suatu hal yang beda, dan gaya bahasa yang tidak biasa.Â
Menulis kreatif harus memadukan proses menulis dengan kreativitas sebagai mentalitas seseorang. Bukankah imajinasi yang dituangkan ke dalam tulisan lebih baik daripada kita menyimpan imajinasi itu sendiri?
Puncak tertinggi dari menulis kreatif adalah menghasilkan KARYA KREATIF dengan segala kekurangan dan kelebihannya (perlu ada keberanian untuk menulis sebuah karya sastra apapun bentuknya). Lebih rendah dari berkarya adalah mampu bergelut dengan PENGALAMAN KREATIF dan ESTETIS.Â