Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Orang Sok Tahu"

6 Maret 2019   23:10 Diperbarui: 6 Maret 2019   23:36 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak kapan manusia naif seperti kita bisa membaca banyak pikiran orang lain, apalagi negaranya? Jangan sok tahu.

Salah satu ciri zaman now itu, banyak orang jadi sok tahu. Iya sok tahu. Seolah kita tahu segalanya. Soal apa saja. Apalagi soal negara, gimana cara ngaturnya gimana bikin maju, gimana bikin masyarakat makmur. Seolah kita tahu banyak. Presiden harusnya begini, menteri harusnya begitu. Semuanya dikomentarin. Sok tahu.

Sok tahu. Zaman now banyak yang sok tahu.

Waktu saya kecil, ada film judulnya "Ateng Sok Tahu". Orang sok tahu itu, kerjanya ngoceh mulu soal apapun. Gak ditanya pun berkoar-koar terus. Masalah yang dibahas itu-itu saja. Dia yang benci, dia yang gak suka. Segala masalah, dilempar ke orang yang dia benci. Padahal, itu cuma gayanya orang sok tahu.

Lagi musim pilpres, musim politik. Tiba-tiba jadi pengamat politik paling jempolan. Giliran lagi bahas agama, kesannya udah jadi guru agama berabad-abad.  Pokoknya, orang lain dan semua orang yang dia gak suka salah. Hanya dia sendiri yang benar. Sok tahu.

Sok tahu.

Ya begitu deh. Orang sok tahu, kalo ngomong paling juara. Dari A sampe Z, kesannya dia tahu semuanya. Padahal itu cuma alat untuk menutupi ketidak-tahuannya. Anehnya lagi, kalo diamati, orang sok tahu itu ya justru kerjaannya membual, nyerocos gak karuan. Apa saja dikomenin, apa saja perilaku orang yang tidak disukai pasti dinyinyirin. Karena orang sok tahu emang hanya bisa begitu. Jago ngomong, gak bisa berbuat. Menurut saya, orang sok tahu itu frustasi sama dirinya sendiri. Gak ada yang bisa dilakoni ya mendingan ngomong bae... hehe.

Sudahlah, gak usah sok tahu.

Kalo emang tahu banyak, terjun aja langsung. Kerjain dan laksanakan. Bikin negara ini benar, gimana? Coba jadi pemimpin, apa yang bisa dilakukan? Kalo ada masalah ya bantu diselesaikan. Jangan Cuma bisa koar-koar, ngoceh sana-sini. Indonesia-lah bubar, negara-lah gak boleh hutang. Emang masalah negara, masalah agama, bisa kelar dengan diomongin apa? Kalo masalahnya lapar, solusinya makan. Bukan ngomong lapar ... Sok tahu.

Lupa ya, gak semua hal bisa dikomentarin.

Hidup manusia itu emang udah jalannya. Maka gak usah sok tahu. Apalagi bila gak tahu persis masalahnya apa? Jadi, gak usah sok tahu. Kita itu manusia, gak tahu banyak dalam segala hal. Bahkan tentang diri sendiri saja gak tahu. Apalagi urusan di luar diri kita. Hanya Allah-lah yang paling tahu. Allah yang tahu segalanya, bahkan tentang siapa kita sebenarnya?

Terus, kenapa banyak yang sok tahu?

Itulah hebatnya zaman now. Manusia tahunya cuma sedikit. Tapi omongnya banyak. Itu cuma soal gaya saja. Gaya dan cara orang sok tahu. Padahal tahu sedikit tapi kesannya tahu banyak. Emang manusia sifatnya begitu. Dia terbatas tapi gayanya sok tidak terbatas.

Tahu sama tahu aja. Gak usah sok tahu.

Karena sama sekali gak ada urusan yang kelar dengan omongan, komentar. Urusan apapun itu bakal beres kalo dikerjakan. Kalo kita ikutan selesaikan masalahnya. Tentu, sebisa kita. Kalo negara gak boleh hutang, ya bangun aja itu infrastruktur. Pemimpin turun ke lapangan dibilang pencitraan. Pemimpin diam saja di istana, dibilang gak merakyat. Dasar, sok tahu.

Gak usah sok tahu.

Mendingan introspeksi diri aja. Agar kita gak pandai menghitung salah dan khilaf orang lain. Biar kita lebih sering menghitung salah dan khilaf diri sendiri. Orang sok tahu itu, jarang muhasabah diri. Bisanya nyuruh orang introspeksi. Tapi dia sendiri gak mau introspeksi. Ngukur orang lain jago, ngukur diri sendiri sering lupa.

Orang itu kalo udah sok tahu. Semua masalah pengennya selesai sekaligus. Negara masalahnya banyak, pengennya selesai semua. Orang sok tahu, kadang aneh. Orang lain gak boleh pakai prioritas. Sementara dia sendiri, tidak tahu prioritas hidupnya apa? Aneh, orang sok tahu itu ...

Manusia, dimanapun, sebenarnya gak tahu banyak. Cuma kadang sok tahu aja. Istilahnya, suka terlalu PD alias percaya diri. Ngomongin negara, ngomongin politik kayak gak ada abisnya. Abis itu bilang, semua orang yang gak sepaham salah. Yang benar cuma dia sendiri. Emang elo mau sendirian di surga? Kalo gak, dia yang nentuin orang masuk surga apa neraka? Emang, kita ini siapa sih?

Sudahlah, gak usah sok tahu. Rileks aja.

Semua udah ada yang ngatur kok. Allah udah punya skenario, negara ini mau gimana. Siapa yang bakal jadi pemimpin, sudah ada dalam genggaman-Nya. Tinggal kita ikhtiar aja yang baik. Doa yang baik. Itu sudah cukup. Manusia, siapapun itu, sungguh gak tahu banyak kok. Hanya sedikit yang kita tahu. Jangan lupa, kita begini sekarang. Karena Allah itu Maha Baik; Alllah yang menutupi segala kekurangan dan kejelekan kita.

Lupa ya. Kata Surat An-Najm, "Janganlah kamu menganggap dirimu suci; Dia-lah yang paling tahu tentang orang-orang yang bertakwa".

Jadi, gak usah sok tahu. Perbanyaklah introspeksi diri.... Karena kita itu bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa pula... ciamikk #TGS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun