Dalam kesempatan ini, IKA BINDO UNJ menilai akibat pilpres kualitas kesantunan berbahasa masyarakat menurun drastic. Terlalu mudah berkata-kata negatif atau berujar kebencian. Apalagi di media sosial, ujaran dan tuturan berbahasa kian provokatif dan sudah salah kaprah, bahkan cenderung menyesatkan. Bahasa telah dijadikan ekspresi kebencian yang berlebihan. Maka kini saatnya, masyarakat pemakai bahasa harus lebih peduli dan berhati-hati dalam berbahasa.
"Apalagi di musim politik begini, kesantunan bahasa harus jadi prioritas. Â Gunakanlah bahasa Indonesia yang merekatkankan, bukan menjauhkan. Bahasa sarkasme atau ujaran kebencian sama sekali bukan budaya kita," kata Syarifudin Yunus lagi.
Gunakanlah bahasa Indonesia yang santun dan bermartabat. Agar tetap terpelihara eksistensi bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa, di samping menjadi bahasa persatuan di tengah keberagaman dan perbedaan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI