Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Militan, di Mata Kaum Buta Huruf Vs Partisan Politik

11 Februari 2019   20:30 Diperbarui: 11 Februari 2019   21:43 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para partisan politik yangvmilitan hanya berpikir untuk meraih kekuasaan, kemenangan. Tanpa peduli cara-caranya yang tidak baik. Menebar kebencian, berbagi berita bohong, hingga mengemas fitnah dijadikan media untuk membangun militansi.

Militan di mata partisan politik makin aneh. Katanya demokratis tapi yang disebarkan berita negatif dan kejelekan orang lain. Pilpres 2019 hanya dijadikan ajang untuk melampiaskan ketidak-sukaan, nafsu kebencian. Spiritnya, asal bukan dia. Itulah dasar militansi para partisan politik.

Kaum partisan politik sering lupa. Mereka begitu militan. Karena aesungguhnya mereka sedang memperjuangkan mimpi-mimpinya yang tidak pernah terwujud. Berjuang keras untuk melampiaskan nafsu politik, kebencian yang tertanam dalam ego pikiran dan perulakunya sendiri.

Sungguh, militan menjadi berbeda makna; di mata kaum buta huruf versus kaum partisan politik yang mungkin tidak buta huruf tapi buta hati.

Maka jadilah militan yang baik, yang positif.  Karena menjadi militan dalam mencari dan menebar keburukan tentang pwmimoinnya, tentang negaranya sudah terlalu banyak di negeri ini.

Hari ini, negeri ini hanya butuh irang-orang yang militan dalam kebaikan, dalam memperkuat kebersamaan sebagai bangsa...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun