Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

6 Hoaks Seputar Dana Pensiun

12 Januari 2019   05:49 Diperbarui: 12 Januari 2019   06:14 2892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

6. Dana pensiun dipandang "gimana nanti" alias nanti saja. Persepsi itu hanya terjadi pada pekerja yang lebih mementingkan gaya hidup dan jiwa konsumtif sesaat. Harusnya dana pensiun dipandang "nanti gimana", mau seperti dan kayak apa kita setelah tidak bekerja lagi? Oleh karean itu, mind set kita soal pensiun harus diubah dan masa pensiun memang masa yang harus dipersiapkan.

dokpri
dokpri
Masa pensiun, buat pekerja, bisa jadi momok.

Karena faktanya, 7 dari 10 pensiunan di Indonesia memang mengalami masalah keuangan. Sebagian besar mereka yang "Berjaya" di masa bekerja pada akhirnya tidak bisa menikmati kehidupan di masa pensiun dengan sejahtera dan nyaman. Masa pensiun yang gagal memenuhi kebutuhan dan gaya hidup yang sama seperti masa bekerja. Oleh karena itu, mempersiapkan masa pensiun melalui program dana pensiun menjadi penting dilakukan sejak dini. Agar masa pensiun sejahtera dan nyaman.

Nah, cara sederhana untuk mempersiapkan masa pensiun adalah melalui Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Karena DPLK merupakan lembaga Dana Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) untuk masa pensiun. Pekerja suatu perusahaan dapat menyisihkan sebagian dana setiap bulannya untuk disetor ke DPLK sebagai tabungan pensiun. Besarnya iuran yang disetor + hasil investasi + lamanya kepesertaan menjadi "penentu" optimalnya program DPLK. Maka menjadi peserat DPLK, prinsipnya semakin dini di usia muda maka semakin optimal hasilnya.

Sungguh, program dana pensiun seperti DPLK, tentu menjadi tidak penting bagi pekerja atau perusahaan yang "tidak mau berpikir" mempersiapkan kesejahteraan di masa pensiun. Karena memang, masih banyak orang yang orientasinya hanya sebatas "masa bekerja" saja.

Sementara banyak pekerja yang mendambakan hari tua yang nyaman, masa pensiun yang sejahtera tentu hanya bisa diraih melalui program dana pensiun.  

Maka untuk terhindar dari hoaks atau berta bohon seputar dana pensiun. Salah satu cara yang ditempuh adalah melakukan edukasi dan menjalankan literasi akan pentingnya dana pensiun bagi pekerja, bagi perusahaan. Untuk masa pensiun yang sejahtera.

Dan akhirnya, masa pensiun yang sejahtera itu hanya terletak pada kesadaran diri kita sendiri bukan pada orang lain ... #TGS #EdukasiPensiun #LiterasiPensiun #YukSiapkanPensiun #SadarPENSIUN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun