Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Perkelahian Batin" di Tahun Baru 2019

1 Januari 2019   12:24 Diperbarui: 1 Januari 2019   13:05 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiap tahun baru, segudang renacna baik bergelut melawan prasangka buruk.

Hingga akhirnya tidak mampu berbuat apa-apa. Niat baik terus-menerus menjadi rencana, tanpa aksi nyata. Akibat terlalu banyak prasangka.

Ketahuilah di tahun ini. Prasangka buruk sama sekali tidak pantas dijadikan amunisi untuk "menembak jatuh" diri sendiri atau orang lain. Dalam bingkai yang lebih besar, negara dan solidaritas sosial itu pasti hancur jika dikotori oleh prasangka buruk. 

Bahkan tidak ada peradaban baik yang dibangun oleh prasangka buruk. Apapun namanya, kebersamaan, kekeluargaan, pertemanan terlalu mudah hancur bila orang-orang yang membangunnya, di saat yang sama menggerogotinya dengan prasangka buruk.

Amanah, kekuasaan, renacana baik dan apapun namanya. Adalah mandat yang diberikan kepada manusia atas dasar rasa saling percaya, bukan rasa saling curiga. Tidak akan pernah ada "kebaikan" yang maslahat bila dihadirkan dari "prasangka buruk".

Segudang rencana versus segudang prasangka.

Katanya, rencana baik pasti tercapai bila mau dilakukan tanpa prasangka. Katanya, musuh besar rencana baik itu prasangka buruk. Maka sederhana saja, bangunlah prasangka baik dalam hal apapun. Karena hanya prasangka baik dan pikiran positif yang bisa memberikan maslahat dan kebaikan.

Adalah omong kosong, kemenangan dan harapan bisa terealisasi di tahun 2019 bila moralitasnya penuh dengan prasangka, pikirannya negatif dan penuh curiga. 

Manusia adalah "raja" atas pikirannya sendiri, raja rencana dan prasangkanya sendiri. Jadi tinggal pilih, mau berpikir positif atau negatif. Mau optimis atau pesimis dalam hidupnya. Kita sering lupa, "raja" yang baik itu harus berani memilih respon positif, meski di lingkungan paling buruk sekalipun.

Rencana baik itu hanya butuh ikhtiar dan doa. Tapi prasangka hanya butuh rasa curiga dan pesimisme. Maka hikmah tahun baru yang selalu berulang setiap tahun sangat sederhana. Apakah umur yang sudah dijatah Allah SWT menjadikan kita "defisit -- rugi" atau "profit -- untung".

Tahun baru selalu datang. Tahun depan pun ada tahun baru lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun