Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"TBM-Edutainment", 8 Cara Ciamik Kelola Taman Bacaan Masyarakat

31 Desember 2018   21:49 Diperbarui: 31 Desember 2018   21:52 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM) tidaklah mudah. Karena faktanya, tidak sedikit taman bacaan masyarakat yang seakan "mati suri", berjalan monoton sehingga seperti "ada tapi tiada". Apalagi di tengah era milenial seperti sekarang, taman bacaan kalah ramai dibandingkan coffee shop atau tepat nongkrong kulineran. Lalu, siapa yang harus peduli terhadap eksistensi taman bacaan masyarakat? Sementara di luar sana, tidak sedikit orang yang mendengungkan akan pentingnya budaya literasi di kalangan anak-anak atau masyarakat. Sungguh, keadaan yang kontraproduktif.

Mengapa taman bacaan masyarakat "mati suri"? Setidaknya ada tiga penyebabnya; 1) buku ada pembaca tidak ada, 2) pembaca ada buku tidak ada, dan 3) komitmen pengelola TBM yang lemah, tidak fokus mengelola taman bacaan.

Maka wajar, Taman Bacaan Masyarakat kian "terpinggirkan" manakala TBM dikelola tanpa kreativitas dan tanpa inovasi. Berangkat dari realitas itu, dibutuhkan cara yang ciamik untuk mengelola taman bacaan masyarakat (TBM). Cara ciamik mengelola TBM bertumpu pada "cara yang beda" dalam mengelola taman bacaan. Artinya, TBM bukan hanya menjadi tempat membaca anak-anak atau masyarakat. Tapi taman bacaan harus bisa menjadi "motor penggerak" aktivitas sosial dan kemasyarakatan di mana taman bacaan beroperasi.  Sebutlah dengan istilah "TBM-edutainment"; tata kelola taman bacaan masyarakat yang memadukan edukasi dan entertainment.

Konsep "TBM-edutainment" inilah yang diterapkan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor tepatnya di Kaki Gn. Salak Bogor sepanjang tahun 2018. Di TBM Lentera Pustaka, ada 8 cara ciamik kelola "TBM-Edutainment" taman bacaan masyarakat seperti:

1. Selalu "senam -- salam - doa literasi" sebelum jam baca

TBM Lentera Pustaka memiliki dan selalu melakukan "senam literasi", "salam literasi" dan "doa literasi" sebelum membaca. Seluruh anak-anak dan siapapun yang hadir ikut memberi salam dan bersenam ria sebagai simbol semangat dan motivasi akan pentingnya tradisi baca dan budaya literasi.

2. Selalu ada event bulanan

TBM Lentera Pustaka selalu mengadakan event bulanan dengan menghadirkan "tamu dari luar" untuk ber-interaksi dan memotivasi anak-anak agar rajin membaca. Pengisi acara event bulanan ini bisa pemain band, guru pramuka, pesulap, pendongeng, motivator, dai cilik, pelukis, dan sebagainya. Hebatnya, "tamu dari luar" pengisi acara event bulanan ini tidak dibayar sama sekali, sebagai bentuk kepedulian sosial mereka terhadap peningkatan tradisi baca dan budaya literasi anak-anak.

3. Pesta "jajajan kampung" gratis

Sebagai apresiasi terhadap anak-anak yang rajin membaca, TBM Lentera Pustaka setiap bulan menggelar pesta "jajanan kampung" gratis. Semua anak yang membaca bisa menikmati jajanan kampung dari pedagang keliling yang lewat sepeti cilok, bakso, cakwe untuk memotivasi agar anak-anak untuk rajin membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun