Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tetaplah Bergandengan Tangan; Pesan Akhir Tahun Ayah kepada Anaknya

31 Desember 2018   09:17 Diperbarui: 31 Desember 2018   09:32 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nak, di penghujung tahun ini tetaplah bergandengan tangan.

Gandengan tangan, menggenggam tangan satu sama lainnya. Itu sudah cukup bermakna.

Walau hari ini selalu ada banyak tafsir tentang gandengan tangan? Entah kenapa ...

Gandengan tangan.

Ada yang bilang lagi pacaran, ada yang bilang sebagai tanda kasih sayang. Mungkin juga tanda cinta. Tapi satu yang paling lazim, bergandengan tangan pasti antara cowok dan cewek. Seperti kamu dan adikmu, yang selalu bergandengan tangan saat jalan di muka umum.

Gandengan tangan itu sah-sah saja, Nak.

Sejauh atas niat yang tulus. Atau ingin menunjukkan kasih sayang. Bahkan rasa cinta sekalipun. Intinya, bergandengan tangan bila terjadi secara alamiah itu tanda ada koneksi, ada harmoni. Walau belakangan, ada juga orang yang "bergandengan tangan" sebagai wujud formalitas dalam sebuah relationship.

Tapi ingat Nak, gandengan tangan; genggaman tangan.

Bukanlah tanda "selalu" saling terikat. Apalagi tidak mau lepas satu sama lainnya. Karena gandengan tangan bukan berarti kita harus mencurahkan seluruh hidup kepada orang yang dicintai. Itu tidak bagus, terlalu berlebihan dan malah bisa berdampak buruk.  

Bukan pula posesif atau insecure. Gandengan tangan, apa adanya saja, adalah anugerah Allah SWT. Momentum untuk saling melindungi, saling menghargai untuk menggapai "arah dan tujuan" yang sama.

Karena dengan bergandengan tangan Nak; kamu makin paham arti kebersamaan, untuk tidak memaksakan kehendak pribadi. Tapi untuk "jalan bersama" bukan jalan masing-masing. Agar lebih mudah mencapai tujuan bersama sekalipun di tengah perbedaan.

Karena perbedaan, sekalipun kalian adik-kakak, pasti ada. Berbeda itu anugerah, tidak sama satu sama lainnya itu kodrat. Namun dengan tetap bergandengan tangan, tiap perbedaan dapat dicari "titik temu". Persis seperti yang dialami Negara ini, yang sedang hingar-bingar akibat pilpres nanti. Biarlah perbedaan itu jadi "aset besar" untuk saling melengkapi satu sama lainnya. Sambil tetap berjalan bersama-sama menuju tujuan yang lebih mulia, yang lebih besar.

Maka di saat kalian bersama, tetaplah bergandengan tangan Nak.

Karena di negeri yang baik dan indah ini, jangan pernah berniat menghapus air mata dengan tisu. Tapi hapuslah dengan genggaman tangan yang kalian punya, untuk selalu bergandengan tangan.

Bergandengan tangan-lah.

Agar kita tetap bisa melihat "kelemahan" dari semua yang kita cintai. Agar kita tetap bisa melihat "kelebihan" dari semua yang kita benci. Agar tetap objektif dan transparan.

Ingat Nak, ujian tersulit dalam kebersamaan dan harmoni itu hanya satu. Yaitu, tetap bergandengan tangan walau tidak sepakat ...

Dan yang paling penting Nak, jangan gandengan tangan dengan sesama jenis. Apalagi gandengan tangan cuma kelingking doang... karena itu aneh.

Ini hanya pesan akhir tahun dari seorang ayah untuk anak-anaknya.

Selamat bergandengan tangan, Nak. SELAMAT TAHUN BARU 2019. #TGS #TahunBaru2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun