Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Secuil Kisah Anak Yatim Juara 3 Tahfidz dari TBM Lentera Pustaka

30 Desember 2018   21:35 Diperbarui: 30 Desember 2018   21:41 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Arsip Kegiatan

Harus diakui, zaman now tidak banyak anak-anak yang pandai membaca Al Quran. Kenapa? Sebagian menjawab karena malas, sebagian lagi bilang sangat sulit. Bahkan yang paling banyak bilang tidak punya waktu. Sudah pasti, alasan apapun terlalu mudah untuk dicari. Padahal bagi umat Islam, hanya di Al Quran ada petunjuk untuk hidup di dunia, ada pahala yang besar. Dan membaca Al Quran, yang paling penting, pasti mendatangkan kebaikan.

Berangkat dari realitas itu, saya menuliskan catatan ini. Sebagai bentuk apresiasi dan sekaligus "cara mudah dimudahkan segala urusan" akibat kita senang membaca Al Quran. Adalah Riska Nurul Fajirin, anak yatim kelas VI SD yang selama ini aktif dan rajin membaca di TBM Lentera Pustaka berhasil menggaet Juara III Lomba Tahfidz "Hisbah Ceria Season 2 -- Menciptakan Generasi Muda Robbani" yang diselenggarakan Yayasan Al Hisbah Bogor pada 30 Desember 2018.

Di usia 12 tahun, Riska mampu bersaing dengan 30 peserta lomba tahfidz yang ada. Sebagai juara 3, dia berhak memeproleh hadiah berupa uang R. 75.000 + piala + piagam. Tentu jangan dilihat dari hadiahnya. 

Tapi ini sinyal bahwa anak-anak yang mampu membaca Al Quran apalagi hafal, adalah penyelamat kehidupan dunia yang kian hingar-bingar.  Silakan dicek, di balik musibah tsunami di Selat Sunda, bahkan di Palu dan Aceh dulu, pasti ada anak-anak yang diselamatkan Allah SWT karena mereka "tercatat dalam keseharian" rajin membaca Al Quran, termasuk hafiz atau penghafal Al Quran.

Maka TBM Lentera Pustaka yang terletak di Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor merasa penting untuk mengangkat kisah Riska, 12 tahun yang sekitar pertengahan tahun 2018 lalu baru saja ditinggalkan ayahnya. 

Kini Riska seorang anak yatim. Sejak TBM Lentera Pustaka berdiri November 2017 lalu, Riska adalah anak yang aktif dan rajin membaca di TBM. Bahkan ia sempat menyabet "pembaca terbaik" TBM Lentera Pustaka pada Maret 2018 lalu. Atas ketekunan dan kerajinannya untuk selalu hadir pada jam baca tiap Rabu sore, Jumat sore, dan Minggu pagi.

Harus diakui, mencetak anak-anak yang pandai membaca Al Quran tidaklah mudah. Bahkan mencetak anak yang hafal Al Quran pastinya sangat sulit. Di samping butuh kemauan dan niat yang tulus, anak yang gemar membaca Al Quran harus didukung oleh lingkungan dan keluarga yang "getol" membaca Al Quran. Inilah salah satu pentingnya membangun "budaya literasi" di sebuah lingkungan, di sebuah wilayah. Agar anak-anak rajin membaca, termasuk membaca Al Quran.

Khusus untuk Riska, kemampuan membaca Al Quran dan menjadi seorang hafiz, apalagi dalam keadaan sebagai anak yatim sudah pasti "kebiasaan" hari-harinya tidak sama dengan anak-anak lainnya. 

Di samping rajin sholat, keseharian Riska pasti dekat dengan kebiasaan membvacxa Al Quran di rumah di madrasah, membantu Ibu di rumah, membimbing adik-adiknya di rumah, membaca di TBM Lentera Pustaka hingga rajin belajar. Perilaku anak-anak zaman now seperti Riska inilah yang sudah langka.

"Saya menuliskan kisah tentang Riska, sebagai rasa syukur dan bangga. Karena setidaknya, kehadiran TBM Lentera Pustaka telah membuatnya berani tampil di muka umum dalam lomba tahfiz. Alhamdulillah, dia bisa meraih Juara 3. Ini prestasi anak kampung yang patut diapresiasi. Sederhana tapi harus ada yang mau mempromosikannya" ujar Syarifudin Yunus, Kepala Program TBM Lentera Pustaka yang sangat bergembira saat mendapat kabar ini.

Zaman boleh maju. Tapi sayang, peradaban dan sikap cinta kepada dunia pun makin menggila. Hingga akhirnya, berapa banyak anak-anak dan orang dewasa yang kian "menjauh" dari Al Quran. Manusia sering lupa, kehidupan dunia bukanlah tujuan tapi "jembatan" untuk menuju kehidupan yang abadi di akhirat. Oleh karena itu, ibadah wajib termasuk ibadah membaca Al Quran harus mampu mengimbangi kehidupan dunia yang kian fana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun