Â
Tapi bila ada orang di luar sana, Â terpengaruh oleh celoteh orang lain. Tentu, sah-sah saja. Tidak ada yang melarang. Cuma buat apa, benci dibalas dengan benci. Buat apa coba, cemoohan dibalas cemoohan. Kok bisa bila mereka tidak sopan, lalu kita berbuat lebih tidak sopan lagi. Sungguh, itu semua gak ada benarnya sedikitpun... rileks ajalah.
Rileks aja dalam hidup. Karena kita itu bertanggung jawab atas diri kita sendiri. Bukan untuk dan karena orang lain; bukan pula dipengaruhi orang lain.
Rileks itu penting. Agar kita tidak terjebak pada "persekongkolan" komentar atau pendapat yang itu-itu aja. Bersekongkol untuk saling membenci seperti di medsos. Apalagi untuk "meng-iya-kan" cemoohan kaum serumpun di dunia maya. Emang kalo kita benar, terus orang lain pasti salah?
Maka rileks saja. Kan kamu yang bilang, "hitam itu tidak selalu kotor dan pahit itu tidak selalu menyakitkan." Maka akan lebih baik, bila kita tidak perlu terpengaruh, atau ingin mempengaruhi. Urusan politik pun butuh rileks. Butuh "ngaso" dari hingar bingar siasat manusia atas nama nafsu kekuasaan. Agar narasinya tetap positif.
Rileks saja. Agar beban kita lebih ringan dan pundak kita lebih kuat menopang kebaikan. Sebagai modal kita untuk "kembali" kepada-Nya.
Orang-orang rileks itu sadar betul. Bahwa setiap nasehat baik gak akan pernah datang terlambat hingga kapanpun... #RileksAja #PolitikRileks