Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - mantan wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Politik Rileks agar Narasinya Positif

29 Desember 2018   06:58 Diperbarui: 29 Desember 2018   07:09 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Tapi bila ada orang di luar sana,  terpengaruh oleh celoteh orang lain. Tentu, sah-sah saja. Tidak ada yang melarang. Cuma buat apa, benci dibalas dengan benci. Buat apa coba, cemoohan dibalas cemoohan. Kok bisa bila mereka tidak sopan, lalu kita berbuat lebih tidak sopan lagi. Sungguh, itu semua gak ada benarnya sedikitpun... rileks ajalah.

Rileks aja dalam hidup. Karena kita itu bertanggung jawab atas diri kita sendiri. Bukan untuk dan karena orang lain; bukan pula dipengaruhi orang lain.

Rileks itu penting. Agar kita tidak terjebak pada "persekongkolan" komentar atau pendapat yang itu-itu aja. Bersekongkol untuk saling membenci seperti di medsos. Apalagi untuk "meng-iya-kan" cemoohan kaum serumpun di dunia maya. Emang kalo kita benar, terus orang lain pasti salah?

Maka rileks saja. Kan kamu yang bilang, "hitam itu tidak selalu kotor dan pahit itu tidak selalu menyakitkan." Maka akan lebih baik, bila kita tidak perlu terpengaruh, atau ingin mempengaruhi. Urusan politik pun butuh rileks. Butuh "ngaso" dari hingar bingar siasat manusia atas nama nafsu kekuasaan. Agar narasinya tetap positif.

Rileks saja. Agar beban kita lebih ringan dan pundak kita lebih kuat menopang kebaikan. Sebagai modal kita untuk "kembali" kepada-Nya.

Orang-orang rileks itu sadar betul. Bahwa setiap nasehat baik gak akan pernah datang terlambat hingga kapanpun... #RileksAja #PolitikRileks

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun