Liburan sederhana itu lawannya liburan mewah. Apalagi di akhir tahun 2018, banyak liburan yang direncanakan. Konsekuensinya, bikin budget dan biaya liburan jadi boncos. Alias tidak sesuai harapan, tidak memuaskan. Liburan yang gak enak karena biayanya over capacity. Bila begitu, dimana senangnya liburan?
Liburan sederhana. Tidak harus direncanakan. Asal badan sehat dan keluarga sepakat, jalan aja. Begitu pula yang saya alami. Awalnya, anak saya Farid pas jatah pulang libur seusai bagi raport dari sekolah dan asramanya di Cahaya Madani Banten Boarding School (CMBBS). "Bi, kita jalan yuk" katanya hari Minggu, 23 Des 2018.
Kebetulan istri dan anak saya ke-3 Farah sedang undangan ke Yogya, maka Senin sore 24 Des 2018 pun saya bersama Farid jalan untuk memulai liburan sederhana. Insya Allah, memilih rute Solo - Semarang - Dieng Wonosobo - Tegal.Â
Diawali menyusuri jalan tol Trans Jawa hingga 3 kali istrirahat pun menyempatkan diri menikmati sensasi makan di tenhah malam di Gudeg Ceker Bu Kasno. Lalu istirahat dan sholat subuh berjamaah di Masjid Agung Surakarta.Â
Setiba istri dan anak dari Yogya, saya memulai liburan sederhana di Solo dengan sarapan di Soto Gading lalu ke Keraton Surakarta untuk belajar sejarah.Â
Setelah eksplor Pasar Klewer berlanjut menikmati makan siang di Tengkleng Klewer Bu Edi plus Serabi Notosuman. Tak lupa saya mengajak istri dan anak-anak makan malam di Nasi Liwet Longso Lemu (Asli) dan nongkrong malam di Galabo. Lalu bermalam di Amaris Hotel. Semua itu liburan sederhana ...
Liburan itu sederhana. Hanya kadang, kita yang bikin rumit. Banyak rencana dan pengen ini pengen itu. Akhirnya liburan jadi berbiaya mahal dan tidak sesuai harapan.Â
Liburan sederhana, bila setuju, pun jadi gambaran hidup sederhana. Sederhana adalah gaya hidup bukan keadaan semata. Sementara zaman now, berapa banyak orang yang inginnya "meninggalkan" hidup sederhana lalu "memaksa diri" tidak lagi sederhana. Agar terlihat mewah dan megah.
Liburan sederhana, sudah pasti semua berjalan apa adanya tanpa perlu pusing mau ini mau itu. Apalagi sibuk mengejar gemerlap dunia. Kebutuhan hidup manusia itu sebenarnya sangat simpel. Tapi yang membuat kompleks dan rumit justru gaya hidup manusia itu sendiri.
Liburan sederhana tentu bisa dilakukan semua orang. Liburan yang menyenangkan tapi tetap sederhana. Bukan liburan yang rumit, harus begini harus begitu.Â
Apalagi liburan yang harus dibandingkan dengan liburan irang lain. Manusia sering lupa, pikiran setiap orang itu beda maja maka cara dan gayanya pun beda. Lalu, untuk apa membandingkan?
Sungguh, tiap orang itu punya cara sendiri dalam membungkus kehidupannya. Maka lebih baik, jadi diri sendiri dan berpihak pada kesederhanaan. Nikmatilah hidup yang mampu kita jalani, bukan yang orang lain jalani.
Liburan sederhana ya sederhana. Sementara orang ingin "keluar" dari gaya hidup sederhana. Penting buat saya untuk menulis tentang hal sederhana. Agar kita tidak memaksa diri untuk "mengubah" pola pikir dan perilaku yang pada awalnya begini, lalu kini bilang harus begitu.
Tetaplah sederhana agar tidak resah dan gelisah. Liburan pun bisa sederhana. Asal mau bersyukur dan menjalani apa adanya. Seperti kata Konfusius "hidup itu sangat sederhana, tapi kita yang membuat hidup menjadi rumit"... ciamikk #LiburanSederhana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H