Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anak Zaman Now "Ibunya Ada di Medsos"

22 Desember 2018   08:14 Diperbarui: 22 Desember 2018   08:20 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak zaman now, mungkin "ibunya ada di medsos".

Saat momen HARI IBU. Medsos "banjir" ucapan Hari Ibu dari anak zaman now.

"Ibu, I miss you I need you I love you" begitu kira-kira ucapan anak zaman now di medsos.

Tapi giliran di rumah, "Nak, tolong bantuin ibu dong sebentar" pinta si Ibu.

Anak zaman now langsung jawab, "Nanti ahh Bu, lagi WA-an nih". "Males ahh Bu, lagi capek nih". Atau "Ntar ahh Bu, lagi ngerjain tugas nih". Ada aja anak zaman now mah alasannya.

Untung kelakuan kayak gitu gak terjadi di Indonesia. Itu hanya terjadi di anak-anak zaman now di Australia kayaknya. Kalo di negeri ini, anak zaman now baik-baik lagi keren-keren.

Lalu, apa yang kita piker tentang Ibu? Bagaimana cara kita memperlakukan Ibu?

Anak zaman now, bisa jadi teriak paling pertama, bilang sangat sayang pada ibu. Ibulah sosok yang paling berjasa dalam hidupnya. Ibu yang melahirkannya, mendidiknya. Bahkan Ibu, sosok yang selalu rela menjaga buah hatinya.

Tapi sayang, anak zaman now justru "ibunya" ada di medsos, ada di internet.

Karena faktanya, gak sedikit anak zaman now yang menjadikan  ibu sebagai "pelayan" pribadinya. Sosok yang paling dicuekin bila lagi membutuhkan anaknya. Bahkan ibu kandungnya sendiri sangat jarang diminta nasehatnya. Anak zaman now, giliran lagi galau, Minta nasehat malah ke orang lain, ke pacar. Kasihan ibu ...

Tapi giliran datang Hari Ibu kayak sekarang. Anak zaman now paling rajin ngupacin "selamat hari ibu" di media sosial. Karena memang "ibunya ya di medos". Kesannya, anak zaman now paling sayang paling cinta dan paling berbakti kepada ibunya. Sayang aja kalo faktanya "jauh panggang dari api". Antara yang ditulis dan yang dilakon berbeda. Untung ibu kandungnya gak punya media sosial. Kalo tahu dan punya, mungkin ibunya nangis di dalam hati, mungkin ibunya terpaksa mengurut dada. Tanda prihatin, karena antara harapan dan kenayaan nyata berbeda di mata ibu. Kasihan lagi ibu ...

Anak zaman now, emang begitu kali ya.

Antara yang diucapkan dan perilaku yang dilakukan sering gak sama. Antara yang diomongin sama yang dilakonin beda.Lagi-lagi, kasihan ibu....

Anak zaman now, bisa jadi "ibunya ada di medsos".

Berkata-kata baik tentang ibu hanya seringnya di dunia maya. Bertutur indah tentang ibu ada di medsos. Semoga saja, realitasnya memang seperti itu di rumah, ketika di samping ibu.

Ketahuilah anak zaman now.

Berbuat baik dan berprasangka baik kepada ibu itu wajib hukumnya. Berlaku lembut dan berbicara baik pun harus. Bahkan bertindak penuh cinta dan selalu berdoa untuk ibu adalah wajib dan wajib. Maka, tidak ada yang bisa dibantah lagi saat bersama ibu. Lalu, sudahkah kita rawat dan jaga ibu kita?

Anak zaman now mungkin lupa.

Kalo ada rumah yang paling luas halamannya; kalo ada harta yang paling banyak sedekahnya; kalo ada guru yang paling sabar mengajarnya; kalo ada sentuhan yang paling tulus belaiannya .... itu semua hanya ada di Ibu. Ibu biologis kita. Bukan "ibu" di medsos, bukan "ibu" di dunia maya.

Mumpung Hari Ibu... Anak zaman now.

Kunjungilah ibu kita, hampirilah ibu dengan penuh cinta. Bersimpuhlah paanya, lalu katakana: "Maafkan aku ibu untuk segalanya". Hingga senyum ibu kita merekah ...

Ciumlah tangan dan kening ibu sebagai bukti rasa cinta dan hormat kita kepada ibu. Dan berdoalah selalu untuk ibu.

Karena di dalam diri ibu, selalu ada restu dan berkah untuk anak-anaknya. Karena hanya ibu yang tulus dan mampu menguatkan menguatkan hidup anak-anaknya. Tentu, atas kehendak-Nya.

Yuk, anak zaman now. Sekarang datangi ibumu. Dan katakan cinta kepada ibu... walau sekejap saja. Agar jangan pernah ada air mata ibu untuk anaknya ....

SELAMAT HARI IBU; Doaku untuk ibu nun jauh di sana... ciamikk #HariIbu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun