Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Asesor Kompetensi Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 52 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cara TBM Lentera Pustaka Tradisikan Baca Anak-anak Gunung Salak

2 Desember 2018   10:42 Diperbarui: 2 Desember 2018   11:27 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Harus ada cara beda dalam tradisikan baca anak-anak di Gunung Salak Bogor, seperti yang dijalan TBM Lentera Pustaka dalam setahun ini.

Persentase minat baca anak Indonesia hanya 0,001 persen atau hanya 1 dari 10.000 anak yang gemar membaca. Kondisi ini harus disikapi serius bangsa Indonesia. Apalagi di tengah gempuran era digital, terobosan baru untuk meningkatkan minat baca anak-anak Indonesia penting untuk digalakkan kembali. 

Budaya literasi sebagai gerakan massal menjadi tidak berguna. Bila tidak didukung langkah nyata untuk wujudkan perilaku membaca buku di kalangan anak-anak Indonesia.

Salah satu langkah nyata yang diperlukan untuk tingkatkan minat baca anak adalah memberi kemudahan akses bacaan kepada anak-anak di seluruh pelosok nusantara. Di samping memperbanyak taman bacaan masyarakat (TBM) di desa-desa atau di kampung-kampung yang selama ini kesulitan mendapat akses buku bacaan.

Berangkat dari kepedulian itu, TBM (Taman Bacaan Masyarakat) Lentera Pustaka yang berlokasi di Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kaki Gunung Salak Bogor bertekad mengakrabkan anak-anak dengan buku. Membaca buku bisa sambil bermain. Dengan mengusung motto #BacaBukanmaen, TBM Lentera Pustaka aktif membangun budaya literasi sekitar 80 anak pembaca aktif yang ada.

"Kami di TBM Lentera Pustaka mengusung #BacaBukanMaen. Itu artinya, program yang dijalankan tidak hanya di taman bacaan tapi dapat dilakukan sambil bermain di kebun, di sungai, maupun di jalanan. Spiritnya, kita ingin akrabkan anak-anak dengan buku. Tingkat Pendidikan di sini 81% hanya SD, kami mengubahnya melalui buku" ujar Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka hari ini.

Selain jam baca yang diselenggarakan 3 kali seminggu, TBM Lentera Pustaka juga menjalankan program-program yang memacu minat dan tradisi baca anak-anak. Setelah setahun berjalan, alhamdulillah anak-anak di sini telah membaca 5-8 buku per minggu. Tradisi membaca sudah berjalan di kampung yang sebelumnya tidak ada sama sekali akses bacaan..

Sejak didirikan 1 tahun lalu, TBM Lentera Pustaka saat ini memiliki 3.000 koleksi buku bacaan yang seluruhnya donasi para simpatisan dan dikelola oleh 2 petugas literasi. Kawasan di sekitar TBM Lentera Pustaka rencananya akan dijadikan "kampung zona baca hijau" sebagai komitmen membangun tradisi baca dan budaya literasi yang kuat di kalangan anak-anak. Bahkan sebagai bagian pemberdayaan masyarakat, TBM Lentera Pustaka saat ini tengah menggagas berdirinya "Wisata Literasi Lentera Pustaka" sebagai wisata literasi pertama di Indonesia; sebuah perjalanan wisata yang mengharuskan wisatawan membaca buku sambil menyusuri sungai dan kebun dengan spot-spot foto yang menarik.

"Dinamika zaman now telah menyingkirkan buku dari kehidupan anak-anak. Untuk itu, TBM Lentera Pustaka ingin akrabkan kembali anak-anak dengan buku agar tidak kalah dari gadget. Lewat buku, harapannya angka putus sekolah di desa ini bisa berkurang" tambah Syarifudin Yunus.

Suka tidak suka, kesadaran orang tua dan pendidik untuk mengkampanyekan pentingnya budaya literasi tidak boleh berhenti. Imbauan kepada anak-anak untuk tetap membaca dan terus membaca harus selalu didengungkan. Kampanye akan pentingnya membaca bagi anak-anak harus terus ditegakkan oleh semua pihak.

"Budaya literasi di anak-anak kita hampir hilang. Untuk itu, semua pihak baik korporasi dan individu harus peduli terhadap tradisi baca anak-anak. Inilah saatnya kita turun tangan untuk membangun budaya baca anak-anak kita. Jika tidak, mereka akan terlindas zaman" ujar Syarifudin Yunus.

Indonesia akan hebat, keluarga akan hebat bila anak-anak yang ada di dalamnya selalu mau membaca dan dekat dengan buku. Anak-anak akrab dengan buku. Namun sebaliknya, kita akan sengsara bila anak-anak semakin jauh dari buku.

Inilah saatnya bagi siapapun, untuk ikut andil dalam menyebarkan virus tradisi baca dan budaya literasi kepada anak-anak di dekat kita. Karena membaca adalah jendela ilmu pengetahuan. #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen

sumber foto : Dokpri
sumber foto : Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun